Nabi Muhamad SAW Perspektif Orientalis

Seorang orientalis kenamaan, bernama Michael Hart, dengan jujur telah membuat sketsa kehidupan seorang Nabi Agung, Muhamad saw, serta penga...

Abdul Lathif Al-Baghdadi (Bagian 2)

Abdul Lathif Al-Baghdadi (Bagian 2)

METODE AL-BAGHDADI DALAM MENULIS DAN GAYA BAHASANYA

Al-Baghdadi merupakan seorang penulis unggulan. Dia menulis buku-bukunya dengan gaya bahasa yang khas dan mengikuti metode penulisan ilmiah yang baik. Di antaranya seperti buku-bukunya yang ditulis dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan analisa terhadap berbagai fenomena alam dan manusia. Secara intelektual dan psikologis, dia memang dianggap profesional dalam penulisan di bidang ini. Gaya bahasanya sangat istimewa dan memiliki karakteristik berikut ini:

  1. Konsisten dengan metode ilmiah: Tulisan-tulisan Al-Baghdadi dikenal tajam dan amanah. Secara berulangulang dia mengajak untuk banyak melakukan percobaan, pengamatan yang terus-menerus dan teliti serta mempergunakan metode meragukan pendapat orang lain. Hal ini sebagaimana yang dia jelaskan kepada orang yang mencari ilmu, "Saya nasehatkan kepadamu agar kamu tidak hanya belajar ilmu dari buku-buku saja,sekalipun kamu yakin kamu dapat memahaminya dengan baik. Kamu harus banyak memperhatikan dengan dirimu sendimu. Jangan hanya sekedar berbaik sangka, dan tunjukkan apa yang terdetik di dalam hatimu kepada para ilmuwan atau ulama tentang buku-buku karangannya. Kamu harus yakin, jangan tergesa-gesa, karena ketergesagesaan akan membuat celaka, dan jangan bertindak semena-mena karena kamu akan tergelincir. Orang yang tidak dekat kepada para ulama, dia tidak akan mendapatkan kemuliaan sepertinya. Orang yang tidak mempermalukannya tidak akan dicela oleh orang lain. Belajarlah terus, karena orang yang tidak merasakan sulitnya belajar, dia tidak akan merasakan nikmatnya ilmu."

    Berikut ini salah satu contoh ketajaman analisa ilmiahnya dan metode penelitiannya dalam membandingkan antara cara mendayung yang dilakukan oleh para nelayan Mesir dan Iraq, "Para nelayan Mesir mendayung ke arah belakang. Jadi dalam mendayung mereka menyerupai orang-orang yang memintal tali yang berjalan,sedangkan dalam menggerakkan perahu mereka seperti menarik sesuatu yang berat dengan kedua tangannya, dan barang itu ada di belakangnya. Sedangkan cara mendayung para nelayan Iraq, mereka seperti orang yang mendorong sesuatu yang berat di hadapannya.Jadi perahu mereka bergerak ke arah perahu itu menghadap.Sedangkan perahu Mesir bergerak sesuai dengan arah nelayan itu menghadap. Cara mana yang lebih mudah diantara keduanya? Pembuktiannya menjadi pembahasan ilmu pengetahuan alam dan ilmu menggerakkan barang-barang berat."

  1. Berani mengungkapkan pendapatnya: Sebelumnya kita telah menjelaskan bagaimana dia mengungkapkan pendapatnya secara ilmiah,bahkan sekalipun harus bertentangan dengan pendapat para ilmuwan besar.
  2. Pemikiran dan pandangannya tentang fenomena alam dan kemanusiaan: Hal ini dapat dengan jelas kita lihat pada pandangan Al-Baghdadi tentang khurafat (tahayyul) yang beredar sekitar bangunan piramid dan berbagai macam peninggalan Mesir kuno. Dia mengatakan, "Apabila orang berakal melihat piramid ini, dia akan memiliki pandangan yang berbeda dengan apa yang menjadi keyakinan orang awarn tentang orang-orang terdahulu, yaitu bahwa umur mereka panjang dan badan mereka besar, atau mereka memiliki tongkat yang apabila dipukulkan ke batu akan pecah. Padahal menurut akal, itu tergantung kepada kemampuan tekhnik dan arsitektur yang dimilikinya, menyatunya keinginan dan kemampuan, ketekunan dalam bekerja, dan memiliki peralatan yang mampu menyelesaikan pekerjaan itu."
  3. Keunggulan Al-Baghdadi dalam pemikiran ilmiahnya: Dalam tulisan-tulisan Al-Baghdadi kita menjumpai keunggulannya secara khusus dalam mengapresiasikan bentuk, gambar, dan peristiwa sehingga dengan mudah dapat tergambarkan oleh pembaca. Ini sekaligus menunjukkan pada kemampuan berpikirnya yang baik dan teratur, yang dapat kita kategorikan bahwa dia memiliki feeling morfologi yang tinggi. Tidak ada yang lebih menunjukkan hal itu, lebih dari tulisannya yang detil tentang piramid.
  4. Amanah dan berhati-hati dalam keilmuannya: Keberanian tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan sikap hati-hati, amanah, dan kejujuran. Keberanian Al-Baghdadi secara ilmiah dibarengi dengan sikap kehatian-hatian dan kejujuran dalam mengutip suatu pemyataan. Hal itu sebagaimana yang dapat kita lihat dari tulisannya ketika berbicara tentang susunan kerangka tulang di daerah bokong (pantat), "Sedangkan tulang bokong, menurut Gelenus terdiri dari enam tulang, dan saya mendapatkan satu tulang dan saya mengganggapnya bahwa tulang bokcing itu satu. Lalu saya membandingkannya dengan mayat-mayat yang lain dan saya mendapatkan enam tulang sebagaimana yang dikatakan oleh Gelenus. Demikian juga pada kerangkakerangka mayat lainnya saya mendapat seperti yang dikatakannya, kecuali pada dua kerangka mayat saya mendapatkan satu tulang. Semua tulang itu persendiannya sangat kuat, dan saya tidak percaya itu. Akan tetapi saya percaya akan menyatunya bagian persendian tulang paling bawah."
  5. Demikian kita lihat ketelitian Al-Baghdadi ketika dia mengatakan dengan caranya sendiri, "Saya tidak yakin, dan bisa jadi pendapat saya tidak benar." Padahal sebenamya, tulang bokong berdasarkan pembagiannya terdiri dari lima tulang yang lengket, seakan-akan berbentuk satu tulang, sehingga dengan demikian jumlahnya adalah enam. Sedangkan dua kerangka tulang bokong yang ditemukan oleh Al-Baghdadi yang terdiri dari satu tulang, maka sebenarnya ini karena kerangka tulang yang ditemukan oleh Al-Baghdadi masih baru dan belum terlepas antara satu tulang dengan lainnya.
  6. Gaya bahasanya yang mudah dan tidak bertele-tele:

    Gaya bahasa Al-Baghdadi dalam tulisannya benarbenar sesuai dengan cara penulisan ilmiah dan dapat dengan mudah dipahami oleh akal seseorang. Gaya bahasanya lugas dan singkat, tidak bertele-tele, dan tidak memperhatikan kata-kata yang membuatnya dianggap berbeda dengan buku-buku pada masanya. Bahkan kita dapatkan gaya bahasanya lebih bagus dari gaya bahasa tokoh pencerahan, Rif'at Ath-Thahthawi, sekalipun jarak waktu telah memisahkan antara keduanya lebih dari enam ratus tahun

KOMENTAR MEREKA TENTANG AL-BAGHDADI

  • Ignas Kratchkovski, seorang orientalis Rusia, berkata, "Dia adalah seorang ilmuwan yang amat teliti, memiliki kecenderungan yang besar untuk melakukan percobaan ilmiah, dan berwawasan luas."
  • Ibnu Abu Ushaibi'ah,seorang sejarawan, berkata, "Dia orang yang terkenal mempunyai banyak ilmu, berkepribadian luhur,dan mempunyai banyak karya tulis. Dia mahir dalam ilmu nahwu,bahasa Arab, ilmu kalam, dan kedokteran."

SIKAP AL-QAFTHI TERHADAP AL-BAGHDADI:

Dalam bukunya, " Ikhbar Al-Ulama' Bi Akbar AlHukama'," kita dapatkan Jamaluddin Abu Al-Hasan AlQafthi mengkritik Al-Baghdadi habis-habisan dan mengklaimnya bodoh disertai cercaan atas berbagai kekurangannya. Di antara yang dia katakan, misalnya; "Saya telah bertemu dengannya dan saya mencobanya, dan ternyata saya mendapatkan dia seperti orang buta yang meraba-raba, akan tetapi mengaku memiliki penglihatan yang tajam. Saya tidak percaya itu, hingga saya bertanya kepada sekolompok ilmuwan dalam berbagai macam disiplin ilmu. Mereka mengatakan tentang sesuatu yang hanpir sama dengan apa yang saya ketahui tentang Al-Baghdadi."

Di antara yang dikatakannya lagi, misalnya;"Pada tahun 628 H, dia pergi ke Iraq untuk melaksanakan ibadah haji. Dia menderita sakit ketika berada di Baghdad, lalu dia mengobati penyakitnya dengan caranya sendiri. Dia kemudian meninggal dunia pada tahun 629 H. Buku-bukunya dijual dan saya menemukan di dalam bukunya sesuatu yang sangat tidak berharga dan jauh dari sempurna. Kita berlindung kepada Allah dari berbagai fitnah dan tuduhan."

Dari sini jelas, bahwa Al-Qifti memiliki dendam pribadi dan sangat dengki kepada Al-Baghdadi karena namanya dimuat dalam buku biografi para ilmuwan. Padahal ini tentu suatu kewajaran, karena para penulis biografi akan menulis ilmuwan yang terkemuka dan menyingkirkan orang-orang yang dianggap bodoh. Sebab apabila dia menulis biografi orang bodoh, tentu dia juga akan dikira bodoh. Dendam pribadi dan kedengkian AlQifthi ini juga diungkapkan oleh para penulis lain. Berikut pernyataan Abu Al-Falah Abdul Haya bin Al-Imad AlHambali dalam bukunya “Syadzrat Adz-Dzahab Fi Akhbar Min Dzahab "Dalam buku ini dibahas Abu Muhamamd Al-Baghdadi yang bermadzhab Syafi'i, menguasai nahwu dan bahasa, kedokteran dan filsafat, dan banyak menulis buku-buku," hingga dia mengatakan, "Al-Qifti telah berusaha menjatuhkan, menzalimi, dan merampas hakhaknya."

Demikian juga yang dikatakan oleh seorang ahli fikih dan bahasa dari Mesir, Ibnu Maktum. Dia tidak percaya perkataan Al-Qifti seraya mengatakan, "Dari perkataannya, nampak bahwa Al-Qifthi berbohong dengan apa yang telah dikatakannya. Ini merupakan kebiasaannya dalam menyerang orang-orang yang hidup pada masanya dengan cara menjatuhkan martabatnya dan mengklaim bahwa dirinya mengetahui kedudukan para ilmuwan dan pengelompokannya. Tidak sedikit pirn dari perkataan Al-Qifti tentang Al-Baghdadi yang mendekati kebenaran. Karena orang yang telah belajar dan membaca karyanya pasti akan mengetahui tentang hal itu."

Dalam hidup ini, memang ada orang yang selalu memiliki kebiasaan menjatuhkan orang lain, baik kepada kerabat, tetangga, dan orang-orang hidup pada masanya. Maka ketika dia mendengar seseorang meraih prestasi yang besar dalam satu bidang atau lebih lalu orang-orang mulai membicarakan dan menghormatinya, dia segera melakukan tindakan untuk mengingkarinya dan mengatakannya bodoh, tolol, dan sebagainya. Padahal sebenamya yang bodoh adalah dirinya sendiri dan tidak mau melihat penghormatan orang lain kepadanya, atau barangkali karena pergaulannya yang bebas dia tidak lagi mampu membedakan antara kerabat, tetangga dan teman, sehingga apabila iri dan tidak suka, dia langsung menjatuhkannya.

AL-BAGHDADI DAN DUKUN YANG MENDATANGKAN ROH:

Al-Baghdadi adalah orang yang logis, realistis, dan ilmiah serta menolak khurafat (tahayul). Tidak ada seorang pun yang tahu mengapa dia dipilih oleh dukun Inggris, R. H. Sonders sebagai contoh dalam bukunya "Isti'adatush Shihhah Wal Hifaz ‘Alaiha" yang diterbitkan pada tahun 1928 M. Dalam buku itu, dia mengaku bahwa roh Abdul Latif Al-Baghdadi bekerja sebagai penasehat spiritual dan bahwa dia selalu berkomunikasi dengan murid-muridnya dalam acara-acara menghadirkan roh, agar mereka mendapatkan nasehat berkenaan dengan masalah kehidupan, pengetahuan filsafat, ilmu kesehatan, dan kedokteran. Ini semua tentu penuh dengan khufarat dan kebatilan tentang seorang Al-Baghdadi dan riwayat hidupnya. Namun anehnya, buku inilaris manis,sehingga seorang penulis, Sir Arthur Conan Doyle sempat menerbitkan buku sejenis dan mempermainkan nama AlBaghdadi dengan cara yang sama.

Dalam buku "The Eastern Key" yang diterbitkan di London pada tahun 1964, yang juga berisi terjemah buku "Al-Ifadah Wa Al-l'tibar" dalam bahasa Inggris, para penulisnya mengatakan bahwa roh itu tetap kekal setelah jasad telah hancur. Mereka menegaskan bahwa roh mulia seperti roh Al-Baghdadi tidak hanya sekedar kekal, melainkan secara alami juga akan mengemban risalah dalam memberikan petunjuk kepada manusia, mengobati penyakit, dan meringankan penderitaan mereka.

Dengan demikian, menurut mereka, Al-Baghdadi setelah matinya menjadi "guru dimia yang membimbing sekolompok orang untuk kemaslahatan manusia." Para penulis itu juga mengatakan bahwa pertama kali mereka berhubungan dengan roh Al-Baghdadi pada tahun1957, dan dilakukan dengan acara ritual kerohanian, dan bahwa roh itu meminta kepada mereka kopi dari buku "Al-Ifadah Wa Al-I'tibar" dan buku tersebut lalu dihadiahkan ke musium Britania. Mereka juga mengatakan bahwa roh itu berjanji mengirim seorang penerjemah untuk menerjemahkan buku itu ke dalam bahasa Inggris. Dia benar-benar menepati janji dan mengirim seorang yang berkebangsaan Irak menjadi penerjemah buku itu."

Kita mungkin dapat membayangkan bahwa roh Abdul Latif Al-Baghdadi, kalau memang bisa berbicara— dengan izin Allah—dia akan mengatakan kepada orangorang Barat yang melihat sebagai berikut,

"Wahai orang-orang barat angkat kakilah kalian dari negara-negara Islam dan negara-negara dunia ketiga yang miskin. Berhentilah menguasai harta dan kekayaan alam mereka! Berhentilah melakukan tipu daya, setiap kali mereka ingin menyelamatkan diri dari cengkraman kalian!

Berhentilah kalian dalam memperalat Palestina, dan kembalikanlah Palestina kepada pemilik yangsebenamya, yang kalian siksa dengan tangan-tangan kalian dan melalui tangan anak angkat kalian "zionisme"

Berilah batasan yang jelas tentang "hak asasi manusia." Itulah kebiadaban yang kalian lakukan untuk menghancurkan negara-negara kecil dan merampas harta kekayaannya, kemudian terakhir kalian berteriak tentang hak-hak manusia.

Wahai orang-orang Barat, belajarlah menghormati agama orang lain dan mengakui nilai-nilai sosial yang luhur pada orang lain. Berhentilah mencampuri urusan orang lain dan bertindak semena-mena sesuai dengan keinginan hawa nafsu kalian yang justru semakin memicu timbulnya egoisme yang tak tertandingi

  • Tahu dirilah kalian! Karena umur kekuasaan kalian di muka bumi ini baru saja tiga abad, sedangkan umur kekusaan bangsa lainnya mencapai ribuan tahun. Ingatlah bahwa roda waktu terus berputar, dan tidak ada suatu bangsa pun di muka bumi ini yang akan bertahan kekal di atasnya!
  • Terakhir, apabila kalian memiliki niat untuk berdamai dan menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia, maka lihat masyarakat kalian yang rusak dan tidak bermoral, agar kalian terbebas dari prilaku seks menyimpang dan terhindar dari penyakit AIDS akibat
  • saling tukar dan ganti pasangan, dan agar anak-anak gadis kalian merasa terhormat dan tidak tenggelam ke dalam praktik seks bebas pada usianya yang sedang mekar.

Inilah yang barangkali kita yakini akan disampaikan oleh roh Al-Baghdadi, karena dia memang orang yang peka dan sensitif.

Abdul Lathif Al-Baghdadi

Abdul Lathif Al-Baghdadi

Abdul Latif Al-Baghdadi adalah seorang dokter besar berkebangsaan Arab yang mempunyai penemuan dan karya dalam dunia kedokteran. Dia juga seorang pemikir dan pemerhati kondisi kehidupan sosial dan fenomena alam. Selain itu, dia juga dikenal sebagai pengembara, sejarawan, sastrawan, ahli nahwu, dan pakar botani.

NASAB DAN NAMA PANGGILANNYA

Dia bemama Muwafiquddin Abdullathif bin Yusuf bin Ali bin Abu Sa'id. Dia biasa dipanggil dengan Ibnul Lubad dan Al-Baghdadi.

NASAB DAN NAMA PANGGILANNYA

Al-Baghdadi dilahirkan pada tahun 557 H/1162 M di Darbul Faludzaj, Baghdad (Ini berdasarkan keterangan yang mengatakan bahwa keluarganya bermukim di Mosul).31 Pada awal masa remajanya dia berangkat menuju Mosul untuk melanjutkan jenjang pendidikannya. Kemudian dia pergi ke kota Damaskus. Kerena kepiawaiannya, dia diangkat oleh Sultan Shalahuddin AlAyyubi mengisi pengajian di masjid besar yang terdapat di kota itu. Anak-anak Shalahuddin juga mengangkatnya sebagai guru tetap di masjid tersebutserta menambah gaji bulanannya.

Pada tahun 586 H/1190 M dia bepergian ke kota Cairo. Namun sebelum dia diangkat menjadi guru tetap di masjid Damaskus, dia sudah pernah berkunjung ke kota Cairo bersama Al-Aziz Ibnu Shalahuddin. Sewaktu berada di kota tersebut, pada waktu pagi dia mengajar ilmu-ilmu agama dan bahasa. Sedangkan di waktu siang dia mengajar ilmu kedokteran. Pada saat Al-Baghdadi berada di Mesir untuk kedua kalinya, di negeri ini terjadi bencana kelaparan disebabkan sungai Nil yang tidak mengalami pasang. Peristiwa ini terjadi pada tahun 597 H/1201 M. Pada tahun yang sama bencana lain datang menyusul,yaitu bencana gempa bumi. Kedua peristiwa ini diabadikan oleh Al-Baghdadi di dalam bukunya "AlIfadah Wa Al-I'tibar."

Pada tahun 604 H/1207 M Al-Baghdadi pindah ke Palestina untuk mengajar di Masjid Al-Aqsha. Setelah tugasnya berakhir,ia pulang ke Damaskus untuk mengajar di sekolah Al-Aziziah. Di sinilah namanya menjadi populer dalam dunia kedokteran dan muridnya semakin banyak. Setelah itu, dia bepergian ke Halb (Aleppo), kemudian dia bepergian ke Armenia dan Turki

Abdullathif Al-Baghdadi wafat di Baghdad pada tahun 629 H/1232 M dalam usia 69 tahun, dalam perjalanan menuju tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Empat puluh lima tahun dari usianya telah dia manfaatkan untuk melakukan perjelajahan ke berbagai negeri Arab dan Islam.

PENDIDIKAN DAN PARA GURUNYA

Pada masa kanak-kanak, Al-Baghdadi sudah mempelajari hadits, nahwu, bahasa, dan ilmu kalam. Dia adalah seorang anak yang giat belajar dan gemar terhadap ilmu serta tidak suka menghabiskan waktunya hanya dengan bermain dan bersenda gurau. Dia belajar kepada Syaikh Kamaluddin Al-Anbari dan muridnya, AlWasithi. Di kota Mosul, dia belajar ilmu matematika dan fikih kepada Syaikh Al-Kamal bin Yunus. Kemudian di Mesir, dia menjalin hubungan baik dengan seorang filsuf Yahudi terkenal yang bemama Musa Ibnu Maimun dan juga dengan Abu A1Qasim Asy Syari'i. Sedangkan ketika berada di kota Damaskus, dia menyempatkan diri untuk mempelajari buku-buku Yunani tentang kedokteran dan filsafat.

PENEMUAN-PENEMUAN AL-BAGHDADI

  • Dalam ilmu Anatomi: Al-Baghdadi berhasil menyimpulkan bahwa tulang rahang bawah hanya terdiri dari satu tulang. Dengan demikian ia telah membantah pendapat Galenus dan para dokter yang sependapat dengannya. Al-Baghdadi berkata, "Semua ilmuwan telah berkesimpulan bahwa tulang rahang bawah terdiri dari dari dua tulang dengan persendian yang kuat di langitlangit mulut. Sedangkan yang kita saksikan dari bentuk organ tubuh, ia hanya mempunyai satu tulang dan tidak memiliki persendian.
  • Al-Baghdadiberhasil membedakansemua bagian tempurung kepala secara detil, mulai dari bagian terkecil hingga bagian yang paling menonjol. Karya tulis AlBaghdadi tentang bagian tengkorak merupakan suatu bukti kuat akan adanya praktik operasi tempurung kepala pada masa Islam dan sekaligus membantah apa yang pemah dikatakan oleh para orientalis Barat bahwa para dokter Arab hanya menukil cara operasi tersebut di atas kertas tanpa terlibat secara langsung.

KARYA TULIS AL-BAGHDADI

Ibnu Abu Ushaibi'ah di dalam "Uyun Al-Anba' mengatakan bahwa Al-Baghdadi mempunyai karya tulis dalam ilmu bahasa, fikih, sastra, tauhid, sejarah, pendidikan, kedokteran, matematika, pertambangan, filsafat, mantiq, dan politik. Di antara sebagian karyanya adalah sebagai berikut:

  1. " Al Ifadah Wa Al-I'tibar Fi Al-Umur Al-Musyahadah Wa Al-Hawadits Al-Mu'ayinah Bi Ardhi Misr. Buku ini akan kita kupas secara panjang lebar.
  2. "Ath Thib Min Al-Kitab Wa As-Sunnah"
  3. "Maqalah Fi Al-Hawas"
  4. "Maqalah Fi Ba'dh Al-Masa'il Ath Thabi'iyyah"
  5. "Syarh Al-Fushul Abqarat Li Jalinius"
  6. "Syarh Al-Masa'il Hanin"
  7. "Syarh Taqaddumah Al-Ma'rifah Li Abqarath"
  8. "Maqalah An Mahiyah Al-Makan Bihasbi Ra' yi Ibni Al Haitsam
  9. "Risalah Fi Mujadilah Al-Hakimain Al-Kimiai Wa AnNazhari"
  10. Risalah Fi Al-Ma'adin Wa Ibthal Al-Kimia
  11. “Kitab An Nashihatain Min Abdillah Bin Yusuf Ila AnNas Kaffah Syathruhu Muwajjah Li Al-Athibba' Wa Al-Akhar Li Al-Falasifah"

TESIS TENTANG PENYAKIT DIABETES

Untuk mengatakan yang sebenarnya, saya telah membaca tesis terakhir dan kami dapatkan masih ada hubungannya dengan ilmu itu. Karena tesis ini menjelaskan tentang penyakit diabetes (penyakit kencing manis). Tesis ini juga membahas tentang teori pergaulan, keadaan cuaca yang panas, dan tingkat kelembaban badan,serta lainnya dari berbagai pemikiran Yunani yang merupakan "titik hitam" satu-satunya dalam lembaran kedokteran Arab yang putih jemih. Namun kita tidak bisa lari untuk meminta maaf kepada Al-Baghadadi dan para ilmuwan yang hidup pada masanya dan setelahnya, karena pemahaman tentang penyakit yang berhubungan dengan tugas-tugas anggota badan tidak mustahil telah ditemukan sebelum masa sekarang, mengingat pada saat itu telah ada ilmu psikologi, kimia,dan histologi,sehingga juga memnngkinkan diketahuinya sebab-sebab penyakit kencing manis dan juga ditemukan cara pengobatannya.

BUKU *5AL-LFADAH WA AL-L’TIBAR”

Buku ini secara lengkap berjudul seperti yang telah kami sebutkan, yaitu suatu buku kecil akan tetapi sangat jelas dalam menggambarkan pemikiran Al-Baghdadi dan orientasinya—sebagaimana dia juga memiliki pengetahuan yag penting tentang sebagian peristiwa yang terjadi di Mesir. Dalam buku ini, Al-Baghdadi menulis tentang rakyat Mesir, keadaan tanahnya, sungai Nil, tumbuhannya, pertaniannya, hewan-hewan yang ada di dalamnya, berbagai macam peninggalan sejarahnya, pola hidup masyakaratnya, cara makan, tempat tinggal dan lain-lainnya. Dia menceritakan tentang dua peristiwa yang menimpa Mesir pada tahun 597 H (1201 M). Kedua peristiwa ini adalah kelaparan yang diakibatkan oleh paceklik dan gempa bumi.Selain itu, buku ini juga berisi tentang catatan-catatan kedokteran penting dan berbagai pemikiran Al-Baghdadi yang unggul dari pemikiran para ilmuwan pada masanya.

BEBERAPA ARTIKEL PETIKAN DARI BUKU “AL-LFADAH WAL I’TIBAR"

  • Tentang tumbuh-tumbuhan: Dia mengatakan tentang pohon jamiz (ficus sycamorus) "Di antara pepohonan yang ada di Mesir adalah pohon jamiz yang sangat banyak dan bertebaran di berbagai tempat. Saya pernah melihat pohon seperti ini di Asqalan dan tepi pantai, buahnya seperti buah tin darat. Buahnya menempel di dahan dan bukan di bawah daun. Beberapa hari sebelum tiba masa panen, biasa seseorang membawa besi dan menepukkan kepadanya sebiji demi sebiji sehingga dia mengeluarkan getah putih, kemudian dibiarkan begitu saja. Buah bisa menjadi dengan cara dikeluarkan getahnya seperti ini. Bahkan ada buahnya yang sangat manis melebihi manisnya buah tin. Pohon dari buah ini besar seperti pohon kelapa. Apabila getah buah ini mengenai baju, ia akan menjadi warna merah ketika kering. Pohonnya bisa dijadikan bahan bangunan dan dibuat pintu serta perkakas rumah lainnya. Pohon ini bertahan sepanjang masa dan tahan hidup sekalipun tidak ada air dan diterpa terik matahari.
  • Tentang hewan: Dia mengatakan tentang kuda laut, "Di antara berbagai jenis hewan, ada hewan bernama kuda laut. Hewan ini biasanya hidup di kedalaman tanah, terutama di laut Dimyat. Hewan ini bentuknya besar, sangat kuat, mengikuti perahu, dan mampu untuk menghancurkannya. Dia lebih mirip dengan kerbau. Akan tetapi dia tidak memiliki tanduk. Suaranya menyerupai suara keledai. Dia berbadan besar, bergigi taring yang tajam, berbadan lebar, kakinya pendek, lompatannya kuat, dorongannya kencang, dan sangat menakutkan sekali."
  • Tentang peninggalan bersejarah: Dia mengatakan tentang piramid,"Apabila Anda renungkan niscaya Anda menjumpai bahwa pikiran cemerlang telah dimanfaatkan untuk membuat piramid itu, dan akal yang jernih telah berpikir keras merancangnya. Kemampuan arsitektur yang handal telah menjadikannya karya yang besar. Piramid ini seolah-olah memberitahukan tentang keadaan penduduk negerinya, berbicara dan memberitahukan tentang kecerdasan akal mereka, serta menggambarkan tentang prilaku hidup mereka. Hal itu, karena mereka membuatnya berbentuk kerucut, yang dimulai dengan kaedah segi empat kemudian berakhir pada satu titik.

Di antara keistimewaan bentuk kerucut adalah bahwa tumpuan berat terletak di bagian tengahnya.Jadi ia berdiri sendiri dan juga bersandar pada dirinya sendiri. Antara satu bagian dengan bagian lainnya saling memperkokoh pendiriannya. Ia tidak memiliki sisi yang membuat bisa jatuh. Yang menarik dari piramid ini adalah karena bentuknya segi empat yang mengarah kepada empat penjuru mata angin, sehingga angin bisa membelah ketika dia membentuk sudutnya. Ketika kita melihat atap piramid, mari kita lihat dua piramid yang besar.

Orang-orang yang pemah mengukumya mengatakan bahwa masing-masing ruasnya adalah adalah empat ratus depa, baik panjang maupun luasnya. Sedangkan tinggi tiang-tiangnya adalah empat ratus depa. Ini semua dengan ukuran depa orang kulit hitam. Kerucut terpotong di bagian atasnya dan ini diperkirakan mencapaisepuluh depa. Namun ketika saya menyaksikan kedua piramid tersebut bersama seorang teman pemanah, dia mengarahkan panahnya ke atasnya lalu menembakkannya, akan tetapi panah itu tidak mencapai pertengahannya. Dia kemudian memberitahukan saya bahwa di kampung ada orang yang biasa memanjat piramid tanpa mengalami kesulitan. Kami menemui orang itu dan mengajaknya untuk memanjat piramid. Dia memanjatnya layaknya memanjat tangga, bahkan dia bisa bergerak cepat dan mendaki dengan sandalnya. Sebelumnya saya sudah menyuruhnya agar apabila dia sampai ke puncaknya, dia hendaknya mengukumya dengan kain serbannya.

Ketika dia turun, kami men-depai kain serban itu dan ternyata hanya sebelas depa dengan ukuran tangan. Padahal sebelumnya saya mendengar orang yang menghitung tingginya mengatakan bahwa tinggi tiangnya adalah tiga ratus tujuh belas depa, dan ruas masingmasing atap yang berbentuk segi tiga adalah empat ratus enam puluh depa. Saya melihat ukuran ini salah. Akan tetapi kalau dia menghitungnya empat ratus depa, maka ini benar. Dan, andaikan saya mampu memanjatnya,saya akan mengukumya sendiri."

Pembicaraannya tentang piramid dipenuhi dengan ide-ide cemerlang yang menunjukkan pada ketelitiannya dalam mengamati. Dari perkataannya ini jelas bahwa dia adalah seorang pemerhati peninggalan-peninggalan bersejarah. Sebagaimana dia juga mengatakan pernyataan sebagai berikut:

"Raja Utsman bin Yusuf ketika memerdekakan diri setelah ayahnya wafat, para sahabatnya yang bodoh membisikkan kepadanya agar merobohkan peninggalanpeninggalan ini. Maka dimulailah pembongkaran pada piramid yang paling kecil."

Menurut sebagian penulis, apa yang dikatakan oleh Al-Baghdadi pada pernyataan di atas cukup menjadi bukti baginya sebagai pemerhati peninggalan bersejarah dan luasnya pandangannya.

Dia menambahkan dalam bukunya, "Para raja masih mempertahankan berdirinya peninggalan-peninggalan bersejarah ini dan memeliharanya dari kerusakan, sekalipun orang-orang yang membangun piramidpiramid itu adalah musuh Tuhan-nya. Mereka melakukan itu karena ingin melestarikan sejarah yang dapat dijadikan pelajaran. Misalnya, piramid-piramid ini menjadi saksi atas diturunkannya beberapa kitab suci. Al-Qur'an sendiri menyebutkan tentang piramid-piramid itu dan keadaan penduduknya. Selain itu, piramid merupakan simbol kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi bencana. Di samping, ia juga menunjukkan tentang kisah dan perjalanan umat di masa lampau yang memiliki ilmu dan pemikiran yang jemih sehingga mampu membangun piramid ini. Semua ini menarik untuk diketahui.Sedangkan pada masa sekarang, orang-orang banyak melakukan sesuatu karena mengikuti hawa nafsunya."

  • Tentang sungai Nil, Al-Baghdadi mengatakan, "Sungai ini memiliki dua keistimewaan. Pertama,sungai ini merupakan sungai terpanjang di dunia, karena mata airnya bersumber dari gunung Al-Qamar. Mereka mengatakan bahwa gunung ini berada di seberang garis katulistiwa dengan posisi 10 derajat dari garis lintang."

Pemyataan ini menunjukkan pada luasnya wawasan Al-Baghdadi. Padahal kesimpulan seperti ini harus didasarkan pada pengamatan geografi yang menyeluruh agar seseorang mengetahui bahwa sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia. Dan, pemyataan ini memang benar, bahkan setelah ditemukannya benua Amerika. Kesimpulan Al-Baghdadi ini ditemukan lebih dari enam ratus tahun sebelum penemuan geografi di benua Afrika. Seseorang tidak mungkin dengan mudah mengetahui hal ini, kecuali memang memiliki pengetahuan yang luas dan daya analisa yang tajam. Mari kita lihat pemyataan Al-Baghdadi berikut ini,"Adapun keadaan lingkungan yang hijau menunjukkan tingkat curah hujan yang sedang. Karena sungai Nil pada masa lalu, apabila ada hujan deras, airnya meluap dan merusak tanaman-tanaman yang ada di sekitarnya. Sedangkan apabila curah hujan berkurang, maka keadaan lingkungan yang hijau bisa bertahan lebih lama. Akan tetapi apabila hujan selalu deras, maka airnya akan membawa kotoran di rawa-rawa dan menyebar di mana-mana, sehingga merusak pemandangan dan meninggalkan bekas-bekas yang kotor."

Tidak diragukan lagi bahwa pernyataan ini menunjukkan pada pemahaman Al-Baghdadi tentang pengaruh pergerakan air dan sumber air pada kebersihan sungai Nil dari berbagai kotoran, seperti lumut, cacing, dan berbagai hewan kecil lainya.Selain itu, pernyataan ini juga menunjukkan pada kemampuannya dalam menyampaikan pendapat dengan baik dan jelas.

Abu Al-Fath Abdurrahman Al-Khazini

Abu Al-Fath Abdurrahman Al-Khazini

Al-Khazini adalah salah seorang ilmuwan muslim terkemuka dalam bidang fisika seorang , mekanik , dan astronomi . Al-Khazin merupakan seorang ilmuwan yang telah lama terlupakan. Hanya pada masa belakangan inilah dia mendapat perhatian dari sebagaian orang.

NASAB DAN PANGGILANNYA

Dia adalah Abu Al-Fath Abdurrahman Al-Khazini. Dia lebih dikenal dengan panggilan Al-Khazin. Di dunia Barat dia dikenal dengan nama Alkhazen. Kesamaan ejaan dalam bahasa-bahasa yang terdapat di Eropa antara nama Al-Khazin dengan nama populer dari Hasan bin AlHaitsam telah menyebabkan adanya ketidakjelasan dan tertukamya identitas kedua ilmuwan terkemuka ini. Ini harus diperhatikan bahwa nama Al-Khazin banyak disebutkan dalam referensi-referensi Arab. Dr. Jamaluddin A1 Fandi,29 di dalam sebuah risetnya yang diterbitkan bersama kumpulan kajian-kajian tentang peradaban Islam yang terbit dalam rangka memperingati lima belas abad hijriyah menyebutkan bahwa nama AlKhazin adalah Abdurrahman Abu Ja'far Al-Khazin. Sedangkan Dr. Karam Ghanim30 di dalam bukunya "Malamih Min Hadharatina Al Ilmiah YJa A'lamuha Al Muslimin" menyebutkan bahwa nama lengkap Al-Khazin adalah Abu Manshur Abu Al-Fath Abdurrahman AlKhazini.

TEMPAT, TANGGAL LAHIR, DAN SEJARAH HIDUPNYA

Tentang tempat kelahiran dan kehidupan Al-Khazin bisa dikatakan tidak banyak diketahui. Namun menurut pendapat mayoritas ahli sejarah, dia dilahirkan pada pertengahan pertama dari abad keenam hijriyah, bertepatan dengan pertengahan pertama dari abad kedua belas masehi di kota Marwu di kawasan Khurasan Persia. Dia menimba ilmu di tempat kelahirannya. Imam Baihaqi menyebutkan bahwa Al-Khazin adalah seorang budak Romawi milik Ali Al-Khazin Al Maruzi, lalu dia memakai nama tuannya.

KARAKTERNYA

Al-Khazin adalah seorang yang zuhud, dia rela menerima segala bentuk kesederhanaan, baik dalam makanan, pakaian, maupun kehidupan. Oleh karena itu, dia selalu berupaya menolak hadiah para penguasa dan pejabat dengan mengatakan, "Bagiku.tiga dinar sudah cukup untuk biaya hidup selama setahun. Aku tidak memiliki apa-apa di rumah selain seekor kucing."

PENEMUAN LLMIAH AL-KHAZIN

Karya Al-Khazin terfokus kepada dua disiplin ilmu. Kedua disiplin ilmu tersebut pada saat ini dikenal dengan ilmu hidrostatik (salah satu cabang dari ilmu fisika) dan ilmu static (salah satu cabang dari ilmu mekanik). Meskipun demikian dia juga memiliki karya dalam bidang ilmu astronomi. Berikut ini karya-karya ilmiah terpenting Al-Khazin:

  • Al-Khazin melakukan riset tentang ketebalandan cara pengidentitasannya pada setiap benda padat dan cair. Ia juga melakukan riset tentang berat benda. Ia memberikan penilaian terhadap beberapa risetnya. Yang membuat kita kagum kepada nya adalah, penilaianpenilain tersebut amat cermat dan detil serta amat dekat dengan penilai-penilaian yang ditemukan oleh ilmuwan diera modem saat ini. Bahkan ketelitiannya melebihi hasil penilain dari ilmuwan-ilmuwan Barat pada abad kedelapan belas.
  • Al-Khazin menjelaskan bahwa rumus archimedes (Archimedes Principle) yang secara khusus berhubungan dengan benda-benda yang terdapat di dalam benda cair juga sesuai dengan benda-benda yang terdapat di dalam gas. Dia juga melakukan riset tentang kaedah buih, seberapa besar bagian-bagian dari benda-benda yang terdapat di dalam buih yang berada di permukaan benda cair.
  • Al-Khazin berhasil menciptakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur ketebalan udara dan gas (alat tersebut sejenis aerometer). Ketika nilai ketebalan tergantung kepada suhu udara, maka alat yang dia temukan merupakan langkah awal yang amat penting dalam mengukur suhu udara. Penemuan Al-Khazin ini telah memberi jalan bagi ilmuwan Italia yang bernama Galileo Galilei (1564-1642 M) untuk menciptakan termometer,sebagaimana disebutkan oleh DR.Jamaluddin A1Fandi.
  • Al-Khazin mempunyai beberapa riset tentang tumpukan udara dan tekanannya terhadap permukaan dan benda. Dalam hal ini dia telah mendahului ilmuwan Italia yang bernama Toricelli—yang dianggap oleh para sejarawan Barat sebagai ilmuwan pertama dalam hal ini— selama lima abad penuh.
  • Dia melakukan riset tentang gaya gravitasi bumi. Abu Ar-Raihan Al-Biruni adalah orang pertama yang membahas permasalahan ini. Al-Khazin menyebutkan bahwa benda-benda yang jatuh akan mengarah ke permukaan bumi. Hal itu disebabkan adanya kekuatan yang menariknya ke arah pusat bumi. Dalam riset ini dia berhasil menyimpulkan bahwa kekuatan-kekuatan gaya gravitasi tergantung kepada jarak antara benda yang jatuh dengan pusat bumi.
  • Al-Khazin juga menyempatkan diri melakukan riset tentang pusat-pusat berat berbagai benda dan cara menentukannya. Dengan riset ini ia berhasil menyimpulkan bagaimana caranya mengangkat benda dan beberapa alat yang sederhana.
  • Dia berhasil menciptakan timbangan khusus yang mempunyai lima anak timbangan,salah satunya bergerak di atas rol yang mempunyai beberapa tingkatan. Dengan timbangan tersebut, kita akan bisa membedakan antara batu mulia yang asli dan yang palsu.
  • Dalam bidang ilmu astronomi, Al-Khazin melakukan pemantauan yang amat detil yang pada akhimya menjadi rujukan dan acuan bagi ilmuwan astronomi dalam waktu yang cukup lama, di antaranya pemantaun terhadap posisi beberapa bintang

KARYA TULIS AL-KHAZIN

= "Mizan Al-Hikmah." Buku ini merupakan salah satu buku ilmu pengetahuan alam terpenting yang ditulis oleh ilmuwan muslim. Buku ini dianggap penting karena mencakup banyak riset baru dan pembahasannya yang banyak menguaraikan hal-hal baru yang tidak dikenal dan diketahui sebelumnya. Misalnya, perluasan ruang lingkup kaedah Archimedes sehingga kaedah tersebut juga mencakup prinsip tentang gas,riset tentang ketebalan udara dan riset-riset lain yang baru saja kita sebutkan dalam karya-karya ilmiah Al-Khazin.

= "Az-Zaij Al-Mu'tabar As-Sanjari." Buku ini berbicara tentang ilmu astonomi. Al-Khazin menamai bukunya ini dengan nama Sultan Sanjar. Hal terpenting yang dimuat dalam buku ini adalah hasil pemantauan yang dilakukan oleh Al-Khazin terhadap posisi beberapa bintang pada tahun 509 H, di samping itu juga terdapat beberapa pemantauan penting yang dimuat dalam buku ini.

KOMENTAR TENTANG AL-KHAZIN DAN BUKUNYA, “ MIZAN ALHIKMAH

Profesor Mushthafa Nazhif, seorang peneliti dan pemerhati sejarah peradaban Arab dan Islam, mengatakan, "Yang menakjubkan adalah penulis buku "Mizan Al-Hikmah" mengetahui hubungan keselarasan antara kecepatan benda yang jatuh ke permukaan bumi, jarak, dan waktu tempuhnya. Ini merupakan suatu hubungan yang telah ditetapkan oleh hukum, akan tetap kemudian diklaim sebagai penemua Galileo pada abad ketujuh belas Masehi."

Pada saat Profesor Mushthafa menulis pemyataan ini, dia belum tahu siapa penulis buku tersebut. Anehnya, dia menyebutkan pendapat Draber yang menguatkan bahwa buku tersebut adalah karya Al-Hasan bin Al-Haitsam. Dalam hal ini memang sering terjadi kekeliruan dalam membedakan antara Al-Hasan bin Al-Haitsam yang juga dikenal dengan Al-Khazin dengan Al-Khazin yang sedang kita bicarakan.

George Sarton, ketika mengomentari buku"Mizan Al-Hikmah," mengatakan, "Ini adalah buku yang paling bagus yang berbicara tentang pembahasan ini dan buku terbaik yang ada pada abad pertengahan."

Asy-Syarif Al-Idrisi

Asy-Syarif Al-Idrisi

Asy-Syarif Al-Idrisi adalah seorang ahli geografi terkemuka dan terhebat yang pernah dikenal oleh peradaban Islam, bahkan oleh peradaban manusia hingga era penemuan geografi Eropa (akhir abad kelima belas dan awal abad keenam belas masehi).

NASAB DAN NAMA PANGGILANNYA

Dia adalah Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Abdullah bin Idris Al-Hamudi Al-Husna. Dia berasal dari keluarga Idrisiyah Al-Alawiyah yang terdapat di Maroko, yang silsilah keturunannya sampai kepada Imam Ali Radhiyallahu Anhu. Oleh karena itu dia lebih dikenal dengan nama Asy Syarif Al-Idrisi. Dia juga kadang dipanggil dengan nama Ash-Shaqli karena dia lama tinggal di Sisilia. Julukan yang disematkan kepadanya adalah Strabo Arab, sebagai penyamaan dirinya dengan ahli geografi senior Barat, yaitu Strabo, yang hidup antara awal sebelum Masehi dan awal Masehi. Penyamaan tersebut didasarkan atas kemampuan Al-Idrisi menguasai dan memahami geografi benua Eropa.

TEMPAT, TANGGAL LAHIR, DAN SEJARAH HIDUPNYA

Al-Idrisi dilahirkan diSabtah, Maroko pada tahun 493 H/1100 M. Dia banyak menghabiskan masa hidupnya di Maroko,Spanyol, dan Sisilia. Dia wafat pada tahun 561 H/1166 M. Mayoritas pendapat mengatakan bahwa dia wafat di Sabtah.

PENDIDIKANNYA

Al-Idrisi memulai pendidikannya di Sabtah dan Fas25. Kemudian dia pindah ke kota Qordova untuk menimba ilmu kepada para ilmuwan yang ada di sana. Dia tinggal di kota ini beberapa tahun lamanya sehingga mahir dalam ilmu geografi, astronomi, matematika, dan geometri. Di samping itu, dia juga mempelajari ilmu kedokteran, farmasi dan biologi.Selain belajar kepada para ilmuwan terkemuka yang ada dikota Qordova, Al-Idrisi juga belajar lewat buku-buku karya ilmuwan Geografi terkemuka seperti Ptolemaeus, Ibnu Hauqal, Al-Mas'udi, Al-Udzri dan lainya. Lebih dari itu, dia juga selalu menghabiskan waktunya untuk menelaah dan mengkaji karya-karya ilmuwan georafi terdahulu.

PENJELAJAHANNYA

Al-Idrisi telah banyak melakukan penjelajahan ke semenanjung Laut Tengah dan negara-negara yang berdekatan dengan kawasan tersebut. Penjelajahan yang dia lakukan telah banyak memberikan informasi ilmiah dan sekaligus memperdalam pengetahuannya tentang geografi. Jika kita membuka lembaran-lembaran riwayat hidup ilmuwan-ilmuwan lain dalam buku-buku yang ada, tentu tidak akan jarang kita temui atau bahkan tidak ada seperti ilmu yang dimiliki oleh Al-Idrisi. Pada masa mudanya dia telah memulai perjalanannya dengan mengunjungi beberapa kota, perkampungan, dan kawasan-kawasan lain yang terdapat di Maroko. Pada saat usianya tidak lebih dari enam belas tahun dia telah berkunjung ke Mesir dan Syam. Dia tinggal beberapa waktu di masing-masing kedua negeri tersebut. Dia juga pemah berkunjung ke Konstantinopel—yang dari dahulu hingga kini masih menjadi ibukota negara Bizantium dan pusat peradaban dunia Kristen—dan Anatolia. Setelah berhasil mengakhiri studinya di kota Cordova, dia melakukan perjalanan ke beberapa kota yang ada di Spanyol. Dia juga mengunjungi Portugal yang waktu itu masih bagian dari negara Dinasti Umawiyyah di Andalusi. Dia pemah melakukan perjelajahan ke Perancis dan bagian selatan Inggris. Dia juga pemah berkunjung ke kota Sisilia atas undangan Raja Normandy26, yaitu Roger II. Setelah mendengar kemampuan dan kegeniusan AlIdrisi, Roger II menganjurkan Al-Idrisi agar dia bersedia membuat peta dunia. Roger II benar-benar telah simpati kepada Al-Idrisi sehingga dia tidak ragu-ragu mengangkatnya menjadi hakim dan menyerahkan kepadanya dan kepada orang-orang Arab yang berprestasi jabatanjabatan penting di kerajaan yang dipimpinnya. Al-Idrisi menetap di Sisilia hampir dua puluh tahun. Dia tidak pernah keluar dari negeri tersebut kecuali setelah raja Roger II wafat dan keadaan di negeri ini sudah tidak menentu lagi.

PENEMUAN AL-LDRISI

Pertama: Dia berhasil membuat peta. Al-ldrisi membagi bagian utara bola dunia kepada tujuh kawasan dengan cuaca yang berbeda, kemudian dia membagi masing-masing kawasan kepada sepuluh bagian yang mempunyai garis bujur yang sama. Dia menggambar setiap bagian-bagian yang jumlahnya tujuh puluh dengan peta tersendiri. Keseluruhan dari peta yang jumlahnya tujuh puluh tersebut menjadi satu peta yang mencakup dunia, yang kemudian dikenal dengan peta Al-ldrisi. Peta Al-ldrisi ini merupakan peta paling detil dan mengagumkan yang pemah dikenal dalam ilmu geografi dan seni menggambar peta (cartography) pada masa itu. Peta Al-ldrisi dilandaskan kepada suatu pengetahuan yang solid akan bentuk bumi yang bulat. Dasar-dasar pemikirannya bersumber dari referensi-referensi Barat dan Islam secara bersamaan. Peta juga dibuat berdasarkan pengalaman pribadinya dan informasi-informasi ilmiah yang telah dia rangkum. Peta Al-ldrisi telah menjadi acuan bagi peta-peta yang digambar pada masa kebangkitan dan juga merupakan titik awal bagi ditemukannya geografi pada era kemasyhurannya.

Beberapa keistimewaan peta Al-ldrisi:

  • Bentuk peta Eropa dijelaskan dengan detil.
  • Peta pesisir Laut Tengah digambar secara terperinci.
  • Dr. Abdul Halim Mahmud27 dalam bukunya, " Eropa dan Islam," menyebutkan bahwa salah satu peta Al-Idrisi menggambarkan mata air sungai Nil yang terdapat di antara danau-danau katulistiwa besar dengan jelas.

Kedua: Bola Perak. Al-Idrisi telah menciptakan sebuah bola dari perak untuk Roger II. Di permukaan bola tersebut ia menggambar peta dunia, sehingga bola itu tak ubahnya bola dunia. Bola tersebut beratnya mencapai berat dua orang manusia dewasa. Bola tersebut telah hilang pada masa menjamurnya kebodohan dan kefanatikan yang terjadi sesudah raja-raja Normans yang terdahulu.

Ketiga: Buku Geografi. Al-Idrisi telah berhasil menulis tiga buku Geografi, yaitu:

  • "Nuzhat Al-Musytaq Fi Ikhtiraq Al-Afaq." Buku ini bisa dikatagorikan buku terbesar yang pemah dituhs oleh Al-Idrisi. Buku ini nantinya akan kita bicarakan secara terperinci.
  • "Raudhat Al-Ins Wa Nuzhat An-Nafs." Buku ini merupakan hadiah yang diberikan oleh Al-Idrisi kepada William I. Buku ini hanya kita dapati dalam bentuk ringkasan yang dikenal dengan nama " Al-Idrisi Ash-Shagir."
  • "Shifat Bilad Al -Maghrib." Buku ini membahas tentang letak geografis dan keadaan negara Maroko.

Buku "Nuzhatul Musytaqfi Ikhtirqq Al Afaq," yang dianggap sebagai peta dunia merupakan karya terbesar Al-Idrisi. Dalam referensi klasik Arab dan Islam, buku yang ditulis oleh Al-Idrisi ini lebih dikenal dengan nama "Kitab Roger" atau "Al Kitab Ar-Rujari ." Yaitu sebuah penisbatan kepada raja Roger II. Penulisan buku ini rampung pada tahun 549 H/1154 M. Buku ini telah mendapat sambutan baik di Eropa dan selanjutnya menjadi referensi bagi ilmuwan-ilmuwan Eropa dalam mempelajari geografi benua Eropa dan dunia selama beberapa abad. Ringkasan buku ini telah terbit dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada penghujung abad keenam belas Masehi.

Dalam penulisan buku ini, Al-Idrisi menggabungkan antara referensi Barat dan Islam kemudian dia menambahkannya dengan pengalaman pribadinya dalam melakukan perjalanan ke berbagai negara. Dengan demikian, buku ini telah menjadi ensiklopedi terlengkap yang mampu menyatukan antara geografi astronomi dan geografi matematika. Di dalam buku ini kita akan menemukan bahwa alam dunia yang kita huni mempunyai tujuh kawasan cuaca yang berbeda. Di dalam buku ini dia juga berbicara tentang beberapa negara, pegunungan, sungai, sumber daya alam dan manusia beserta aktivitas ekonomi, industri, seni, dan kebudayaannya.

Al-Idrisi telah mampu secara profesional menggambarkan Laut Tengah dan negara-negara yang ada di sekitarnya. Demikian juga dengan benua Eropa dan negara-negara yang ada di sana. Di pertengahan bukunya, Al-Idrisi menyuguhkan informasi-informasi yang mengundang gelak tawa dan ide-ide penting. Di antara yang lucu misalnya, dia mengatakan tentang Laut Tengah, "Laut ini mengandung berkah, dan tidak ada hubungannya dengan laut kegelapan."28 Konon, penduduk Maroko merasa iri kepada Andalusia dan mereka melaporkan hal itu kepada khalifah yang telah lalai mengurus daerahnya. Maka khalifah memerintahkan untuk menggali tanah antara Tanja dan Andalusia, lalu membangun jalan yang menghubungkan antara keduanya. Akan tetapi air naik dan meluap sehingga tenggelamlah semua kota."

Apabila kita renungkan perkataan ini dan apa yang dilakukan oleh khalifah, niscaya kita dapat menyimpulkan dua hal berikut:

Pertama: Realita geologis, yaitu bahwa Laut Tengah pada masa dahulu terdiri dari dua lautan;Laut Barat yang airnya asin dan Laut Timur yang airnya tawar. Laut di bagian timur ini mengalir ke sungai Nil dan beberapa sungai lainnya pada masa dahulu dan sekarang telah berhenti mengalir. Pada masa geltser,25 tahun yangsilam, air laut di samudera Atlantik naik setelah kubah es mengalami pencairan secara besar-besaran, sehingga sebagian permukaan bumi tenggelam.

Kedua: Realita antropologis, yaitu bahwa telah terjadi migrasi secara besar-besaran dari ujung Barat Daya Afrika ke kepulauan Iberia dengan perjalanan dasar sebelum menyatunya Laut Tengah dengan Samudera Atlantik.

Di antara peristiwa lain yang disebutkan dalam buku ini adalah kisah orang-orang yang berlayar mencaripulau. Mereka berjumlah delapan belas orang yang berasal dari Andalusia. Semuanya bersaudara. Ada anak, paman, dan saudara-saudaranya yang mengarungi lautan pada abad kesebelas Masehi. Mereka berangkat dari Lisbon (ibu kota Portugal) di pantai Barat Spanyol dengan menaiki perahu untuk menemukan "laut kegelapan."

Mereka berlayar ke tepi barat, kemudian ke selatan hingga mendapatkan sebuah pulau. Setelah itu, mereka berlayar lagi ke arah selatan hingga menemukan pulau lain. Menurut sebagian penulis buku pada masa sekarang, kedua pulau itu barangkali pulau Canary (Canary Island), sekalipun peneliti dari Maroko, Profesor Abdullah AlHariri, berpendapat bahwa keduanya barangkali pulau Amerika Selatan, sesuai dengan pernyataan Al-Idrisi tentang penduduk yang jauh di negeri seberang dan berdasarkan perkiraan jarak antara Lisbon dengan Amerika Selatan adalah enam puluh hari, apabila ditempuh dengan perjalanan laut.

KARYA TULIS AL-IDRISI LAINNYA

  • "Al-Adwiyah Al-Mufrijah.” Buku ini berbicara tentang kedokteran dan farmasi. Di dalam buku ini, AlIdrisi menyebutkan nama resep obat-obatan dengan memakai dua belas bahasa.
  • Di bidang ilmu tumbuh-tumbuhan dan farmasi. Al-ldrisi telah menulis sebuah buku yang berjudul" AlJami' Liasytaat An-Nabaat." Buku ini disusun berdasarkan huruf abjad. Ilmuwan Prancis, Jack Risler mengatakan bahwa Al-ldrisi telah menyebutkan kegunanaan 360 macam tumbuh-tumbuhan dalam membuat resep obat.
  • Al-ldrisi juga seorang sastrawan dan penyair. Dalam bidang ini dia juga telah berhasil menulis beberapa buku.

Dalam bidang ini dia juga telah berhasil menulis beberapa buku.

SIKAP ILMUWAN BARAT TERHADAP AL-LDRISI

Kendati Al-ldrisi merupakan salah satu tulang punggung kebangkitan Eropa—bahkan atas gagasan dan kreativitasnya, kebangkitan menggeliat di selatan Italia— namun dia tidak lepas dari hinaan dan cercaan orangorang Barat. Pada saat ini—kecuali karya-karya sebagian orientalis yang obyektif dalam menilai—kita tidak lagi menemukan pengakuan akan kontribusi Al-ldrisi yang besar dalam referensi dan ensiklopedi Barat. Bahkan dalam buku-buku biografi para ilmuwan dan tokoh, namanya tidak pernah disebutkan. Justru yang disebut hanya ilmuwan-ilmuwan yang sebenarnya tidak punya peranan dan kontribusi dalam ilmua geografi. Pengakuan terbaik yang dapat kita jumpai tentang Al-Idrisi hanya dalam ungkapan dua ilmuwan Barat berikut ini:

  • Jack Risler,seorang ilmuwan Perancis. Di dalam bukunya yang berjudul" Al-Hadharah Al-Arabiah," ia mengatakan, "Ptolemeaus bukanlah guru besar geografi Eropa. Sebenarnya guru besar geografi Eropa adalah AlIdrisi yang dilahirkan pada tahun 1100 M, yang pernah belajar di kota Qordova, yang tinggal di kota Ar-Ramwu di negeri Roger Sisilia pada pertengahan abad kedua belas. Teori Al-Idrisi yang menyimpulkan bahwa bumi inibulat merupakan tempat berpijak dan langkah awal bagi teoriteori geografi yang ada pada era pertengahan."
  • Baron DeCeylan. Ketika mengomentaribuku AlIdrisi yang berjudul"Nuzhatul Musytaq," dia mengatakan, "Sesungguhnya buku ini adalah sebuah buku geografi yang tidak bisa dibanding-bandingkan dengan kitab geografi sebelumnya. Buku ini masih bisa kita pakai sebagai petunjuk dalam mengarungi perjalanan ke berbagai tempat di belahan dunia."

Pada tahun 1866 M,sebagian dari buku Al-Idrisi yang berjudul"Nuzhat Al-Musytaq" telah dicetak ulang di kota London. Buku tersebut bernama " Shifat AL-Maghrib Wa As-Sudan wa Mishr Wa Al-Andalus." Pada tahun 1926, seorang orientalis, Kotard Moleh, menerbitkan peta-peta Al-Idrisi, dan lembaga keilmuwan Irak telah mencetak ulang peta-peta tersebut pada tahun 1951 M. Kemudian pada tahun tujuh puluhan percetakan-percetakan yang ada di Italia mencetak ulang buku"Nuzhat Al-Musytaq.

Copyright Ⓒ 2024 | Khazanah Islam