Judul Buku : Ajaran-Ajaran Asy'ari
Judul Asli : al-Ibanah 'an Ushul ad-Diyanah
Penulis : Imam Abul Hasan Al-Asy'ari
Tebal Buku : 131 Halaman
Cetakan : Pertama, 1406 H - 1986 M
Penerbit : Pustaka, Bandung
Imam ABu Hasan Al-Asy'ari merupakan tokoh sentral dari aliran atau madzhab Ahlu sunah wal Jamaah, selain beliau yang membawa perubahan terhadap pola dan model pemikiran moderat, juga mampu memberikan ilustrasi pemikiran yang lugas. Salah satu kerya monumental yang menjadi acuan dari aliran teologi (ilmu kalam) adalah Al Ibanah an Ushul al-Diyanah. Dalam pendahuluan kitab ini, beliau mengatakan...
Segenap puji bagi Allah yang Maha Esa, Maha Mulia lagi Maha Agung, Maha Esa dengan keesaan lagi Maha Berhak dengan kemuliaan — yang tidak terjangkau sifat-Nya oleh hamba-Nya, tanpa penentang dan tanpa padanan bagi-Nya. Dia yang Awal dan Akhir, yang Maha Kuasa dengan kehendak-Nya, bahkan Maha Tinggi untuk bersekutu ataupun berputera; dan Maha Suci dari sifat-sifat buruk atau cela, tanpa gambaran yang mungkin dilukiskan tentang-Nya dan tanpa batasan yang mungkin dikenakan bagi-Nya. Dan Dia pun senantiasa Maha Kuasa, senantiasa Maha Tahu — yang ilmu-Nya meliputi segenap sesuatu dan kehendak-Nya berlaku kapan pun serta di mana pun, tanpa sesuatu pun yang gaib dari pengawasan-Nya. Dia tidak kikis dengan berlalunya waktu, bahkan tidak butuh apa pun yang ada pada hamba-Nya; dan Dia ciptakan segenap sesuatu dengan kekuasaan-Nya, lalu mengaturnya dengan kehendak-Nya, bahkan menundukkannya dengan kekuasaan-Nya serta membuatnya pasrah terhadap kemuliaan-Nya. Maka berserahlah orang-orang yang sombong di bawah kebesaran-Nya dan bergeraklah makhluk-makhluk yang berakal di bawah kekuasaan-Nya. Dengan kalam-Nya tegaklah langit dan kokohlah bumi, gunung-gunung; dan beredarlah angin yang meniup serta awan yang mengarak, yang di bawah ketentuanketentuan-Nya itulah mengalirnya samudera. Sungguh, Dia Maha Perkasa, kepada-Nya pula tunduk orang-orang yang sombong dan kelewat takabur; dan menggeleparlah mereka yang coba-coba membangkang-Nya, sehingga — suka atau tidak, rela atau tidak — segenap isi alam ini tunduk dan patuh di bawah kekuasaan-Nya.
Aku panjatkan segenap puji ke hadirat-Nya, sebagaimana Dia memuji Diri-Nya sendiri dan sebagaimana Dia berhak menerima pujian; dan sebagaimana puji-puji yang disanjungkan orang-orang yang memujisanjungkan-Nya, lalu kumohonkan perlindungan serta pertolongan dalam melaksanakan segenap perintah-Nya. Sungguh, kunyatakan bahwa tiada asal kejadian ataupun tempat kembali, kecuali Dia sendiri. Karena itu kumohonkan ampunan kepada-Nya dari segenap khilaf serta dosa pula.
Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, yang Maha Esa dan yang tiada sekutu bagi-Nya; dan kuakui kemahaesaan-Nya, kuridhai pula keilahian-Nya. Dia Maha Tahu segenap sesuatu yang tersimpan dalam hati dan yang tersembunyi dalam rahasia, yang terkandung dalam diri dan yang terselubung dalam samudera. Tiada air yang mengalir dan tiada denyut dalam relung rahim, kecuali ada dalam pengetahuan-Nya — yang sesuatunya telah ditetapkan dalam takdir-Nya. Dan tiada satu kalimat pun yang diucapkan, kehendak yang diinginkan, daun yang gugur dan biji yang tumbuh di kegelapan tanah, kecuali diketahui-Nya semata; dan tiada satu benda pun yang basah atau kering, kecuali tercatat dalam takdir-Nya dan ilmu-Nya yang Maha Tinggi
Mari kita mohonkan hidayah dan taufik-Nya, agar kita tidak sampai sesat dari jalan-Nya. Sungguh, aku pun bersaksi bahwa Muhammad saw itu hamba-Nya serta utusan-Nya, nabi-Nya yang terpercaya serta yang tersucikan-Nya. Rasul-Nya itu diutus bagi segenap hamba-Nya, dengan membawa cahaya risalah yang cerlang, pelita kebenaran yang terang serta argumentasi-argumentasi yang kokoh tiada tanding. Dengan risalah itulah rasul-Nya memberi nasehat kepada makhluk-makhluk yang diciptakan-Nya, lalu berjuang dengan segenap kebenaran yang dianugerahkan-Nya serta menyampaikan pesan kebenaran tersebut ke segenap penjuru dunia. Maka manusia pun berbondong-bondonglah mengikuti ajarannya, sehingga sempurnalah kalam-Nya serta selamatlah ummat manusia, tunduk serta patuh dengan keyakinan yang teguh semata kepada-Nya.
Kiranya shalawat dilimpahkan kepada rasul-Nya, yang menjadi panglima, pemberi petunjuk dan penjelas apa pun yang menyesatkan serta menjadikan ummatnya sebagai pengikut kebenaran ajarannya;dan kepada sahabat-sahabatnya yang terpilih, kepada isteri-isterinya yang terkasih — yang melalui mereka itulah Allah mengajari kita syari’at ataupun hukum-Nya, yang halal dan yang haram, sehingga dengan syari’at itu tersingkaplah dari kita kebimbangan atau keraguan ataupun segenap yang gaib dari penglihatan mata. Melalui rasul-Nya pulaiah segenap sesuatu yang menyangkut syari’at ini menjadi jelas, sebab kitab (al-Qur‘an) yang dibawanya itu tidaklah mengandung kebatilan. Sungguh, kitab itu diturunkan dari hadirat-Nya; dan di dalamnya pun terhimpun ilmu-ilmu ummat yang dahulu, yang dengannya itu sempurnalah segenap yang wajib dalam syari’at agama. Bahkan kitab itu pun jalan menuju Allah yang lurus, tali-Nya yang kokoh dan tidak kenal putus. Barangsiapa berpegang teguh padanya, niscaya selamat; dan barangsiapa menyimpang darinya, niscaya pula celaka. Dan Allah pun menegaskan dalam kitab-Nya, bahwa dalam kebodohan diri haruslah kita senantiasa berpegang teguh pada sunnah rasul-Nya, sebagaimana yang difirmankan-Nya: ”Apa yang disampaikan Rasul kepadamu, laksanakanlah; dan apa yang dilarangnya bagimu, tinggalkanlah” (QS, al-Hasyr, 59: 7); dan ’’hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya itu takut ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih” (QS, an-Nur, 24:63).
”Dan seandainya orang-orang itu menyerahkan (persoalan) ini kepada Rasul dan Ulil Amri dari kalangannya, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenaran hal itu dapat mengetahuinya dari mereka (yaitu Rasul dan Ulil Amri) ini” (QS, an-Nisa‘, 4:83); daft’’tentang sesuatu apa pun yang kamu perselisihkan, putusannya ada pada Allah” (QS, asy-Syura, 42:10). Maka ’’seandainya kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul” (QS, an-Nisa‘, 4:59). Artinya, persoalan apa pun harus dikembalikan pada Kitabullah dan sunnah Rasulullah saw.
”Dan tiadalah yang dikatakannya itu berdasarkan hawa-nafsunya, melainkan wahyu yang diturunkan kepadanya” (QS, an-Najm, 53:3-4); dan ’’katakanlah: Tidak patut bagiku menggantinya dengan sekehendakku sendiri. Aku tidaklah mengikut, kecuali apa yang diwahyukan kepadaku” (QS, Yunus, 10:15).
’’Sesungguhnya, jawaban orang-orang mukmin itu seandainya mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar Rasul menetapkan hukum di antara mereka, yalah: Kami dengar dan kami pun patuh” (QS, an-Nur, 24:51).
Artinya, Allah memerintahkan mereka untuk mendengarkan perkataan Rasul saw dan mematuhi putusannya, bahkan memperingatkan mereka untuk tidak menentang keputusan tersebut, sebagaimana pula firman-Nya: ’’Taatilah Allah dan taatilah Rasul” (QS, an-Nisa‘, 4:59). Artinya, Allah memerintahkan orang- orang mukmin untuk selalu menaati Rasul, sebagaimana ketaatan mereka kepada-Nya; dan menekankan mereka untuk selalu berpegang teguh pada sunnah nabi-Nya, sebagaimana mereka selalu melaksanakan perintah-Nya berdasarkan kitab-Nya. Tetapi, di antara mereka — yaitu, orang-orang yang telah dikalahkan hawa-nafsunya serta diselewengkan setan pula — banyak yang menentang sunnah Rasul saw serta mencampakkannya ke belakang punggung mereka, lalu mereka ikuti tradisi nenek-moyang mereka yang mengikatnya dengan tradisi kepercayaannya, sehingga kepercayaannya pun sama halnya dengan kepercayaan nenek-moyang mereka itu. Bahkan mereka pun membuat keingkaran serta kebohongan terhadap Allah, sungguh, mereka telah tersesat dan terjauh dari petunjuk-Nya.
Maka itu aku pesankan kepada anda sekalian, wahai hambahamba Allah, bertaqwalah kepada Allah SWT dan berhati-hatilah terhadap bujuk-rayu duma; sebab, hal itu merupakan tipu-daya yang menyesatkan. Allah berfirman: ’’Berikanlah perumpamaan kepada mereka, bahwa kehidupan dunia ini hanya seumpama air hujan yang Kami turunkan dari langit. Dengan hujan itu suburlah tumbuh-tumbuhan di muka bumi, lalu tumbuh-tumbuhan itu mengering dan musnah diterbangkan angin. Dan Allah Maha Kuasa atas segenap sesuatu” (QS, al-Kahf, 18:45). Karena itu barangsiapa hidup di dunia ini dengan lalai dan hanya bersenang-senang, niscaya pula dia menemukan bencana; dan dia pun niscaya sengsara batinnya, sekalipun terlihat senang lahirnya. Dunia ini memang hanya tipudaya, bahkan apa pun yang ada di dalamnya itu fana — persis sebagaimana yang ditegaskan Tuhan dengan firman-Nya: ’’Semua yang ada di muka bumi ini fana” (QS, ar-Rahman, 55: 26).
Karena itu beramallah anda untuk kehidupan yang kekal dan abadi di akhirat kelak, yang kiranya Allah merahmati anda sekalian; sebab, sesungguhnya, kekayaan dunia ini dapat menguasai orang yang mengukuhinya dan membuat amal jadi terbengkalai. Ketahuilah, bahwa anda sekalian niscaya pula mati, di mana setelah itu anda pun kembali kepada Tuhan; dan di Sana, setiap orang yang berbuat jahat niscaya mendapat balasan setimpal dengan perbuatannya, begitupun halnya yang beramal baik.
Sungguh, laksanakanlah segera segenap perintah Tuhan penuh ketaatan, bahkan hindarkanlah segenap larangan-Nya penuh keteguhan.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
- BAB PANDANGAN ORANG-ORANG SESAT SERTA AHLI BID'AH
- BAB PANDANGAN ORANG-ORANG BENAR SERTA AHLI SUNNAH
- BAB PENISBATAN RU'YATULLAH DI AKHIRAT
- Masalah Perbincangan Ru'yatullah
- Masalah Perbincangan Ru'yatullah Lagi
- BAB PERBINCANGAN AL-QUR'AN ITU KALAMULLAH DAN BUKAN MAKHLUK
- Pasal Kalamullah Lain
- Pasal Kalamullah Lagi
- Pasal Bantahan terhadap Kaum Jahamiyyah
- Pasal Bantahan terhadap Kaum Jahamiyyah Lagi
- Pasal Periwayatan di Sekitar Al-Qur'an
- Pasal Mereka yang Tidak Menyatakan Al-Qur'an itu Makhluk atau Bukan
- BAB PERSEMAYAMAN TUHAN DI ATAS 'ARASY
- BAB PERBINCANGAN WAJAH,MATA DAN TANGAN TUHAN
- BAB PENOLAKAN ATAS KAUM JAHAMIYYAH YANG MENAFIKAN 'ILMU,QUDRAT DAN SEGENAP SIFAT ALLAH
- BAB PERBINCANGAN TENTANG KEHENDAK ALLAH
- BAB PEMBATALAN ATAU PEMBOLEHAN TAKDIR DALAM BATAS KEMAMPUAN SEORANG HAMBA ALLAH
- Masalah Kemampuan Taat
- Masalah Beban Kewajiban
- Masalah Kesakitan Anak-anak
- BAB PENOLAKAN TERHADAP KAUM MUTAZILAH
- Masalah Ketertutupan
- Masalah Pengecualian
- Masalah Ajal
- Masalah Rezki
- Masalah Rezki Lagi
- Masalah Petunjuk
- Masalah Kesesatan
- BAB RIWAYAT-RIWAYAT TENTANG KETENTUAN ALLAH
- BAB PERBINCANGAN TENTANG SYAFA'AT DAN KELUAR DARI NERAKA
- BAB PERBINCANGAN TENTANG ADANYA TELAGA
- BAB PERBINCANGAN TENTANG ADZAB KUBUR
- BAB PERBINCANGAN TENTANG KEPEMIMPINAN ABU BAKR AS-SHIDDIQ
« Prev Post
Next Post »