Asy-Syarif Al-Idrisi adalah seorang ahli geografi terkemuka dan terhebat yang pernah dikenal oleh peradaban Islam, bahkan oleh peradaban manusia hingga era penemuan geografi Eropa (akhir abad kelima belas dan awal abad keenam belas masehi).
NASAB DAN NAMA PANGGILANNYA
Dia adalah Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Abdullah bin Idris Al-Hamudi Al-Husna. Dia berasal dari keluarga Idrisiyah Al-Alawiyah yang terdapat di Maroko, yang silsilah keturunannya sampai kepada Imam Ali Radhiyallahu Anhu. Oleh karena itu dia lebih dikenal dengan nama Asy Syarif Al-Idrisi. Dia juga kadang dipanggil dengan nama Ash-Shaqli karena dia lama tinggal di Sisilia. Julukan yang disematkan kepadanya adalah Strabo Arab, sebagai penyamaan dirinya dengan ahli geografi senior Barat, yaitu Strabo, yang hidup antara awal sebelum Masehi dan awal Masehi. Penyamaan tersebut didasarkan atas kemampuan Al-Idrisi menguasai dan memahami geografi benua Eropa.
TEMPAT, TANGGAL LAHIR, DAN SEJARAH HIDUPNYA
Al-Idrisi dilahirkan diSabtah, Maroko pada tahun 493 H/1100 M. Dia banyak menghabiskan masa hidupnya di Maroko,Spanyol, dan Sisilia. Dia wafat pada tahun 561 H/1166 M. Mayoritas pendapat mengatakan bahwa dia wafat di Sabtah.
PENDIDIKANNYA
Al-Idrisi memulai pendidikannya di Sabtah dan Fas25. Kemudian dia pindah ke kota Qordova untuk menimba ilmu kepada para ilmuwan yang ada di sana. Dia tinggal di kota ini beberapa tahun lamanya sehingga mahir dalam ilmu geografi, astronomi, matematika, dan geometri. Di samping itu, dia juga mempelajari ilmu kedokteran, farmasi dan biologi.Selain belajar kepada para ilmuwan terkemuka yang ada dikota Qordova, Al-Idrisi juga belajar lewat buku-buku karya ilmuwan Geografi terkemuka seperti Ptolemaeus, Ibnu Hauqal, Al-Mas'udi, Al-Udzri dan lainya. Lebih dari itu, dia juga selalu menghabiskan waktunya untuk menelaah dan mengkaji karya-karya ilmuwan georafi terdahulu.
PENJELAJAHANNYA
Al-Idrisi telah banyak melakukan penjelajahan ke semenanjung Laut Tengah dan negara-negara yang berdekatan dengan kawasan tersebut. Penjelajahan yang dia lakukan telah banyak memberikan informasi ilmiah dan sekaligus memperdalam pengetahuannya tentang geografi. Jika kita membuka lembaran-lembaran riwayat hidup ilmuwan-ilmuwan lain dalam buku-buku yang ada, tentu tidak akan jarang kita temui atau bahkan tidak ada seperti ilmu yang dimiliki oleh Al-Idrisi. Pada masa mudanya dia telah memulai perjalanannya dengan mengunjungi beberapa kota, perkampungan, dan kawasan-kawasan lain yang terdapat di Maroko. Pada saat usianya tidak lebih dari enam belas tahun dia telah berkunjung ke Mesir dan Syam. Dia tinggal beberapa waktu di masing-masing kedua negeri tersebut. Dia juga pemah berkunjung ke Konstantinopel—yang dari dahulu hingga kini masih menjadi ibukota negara Bizantium dan pusat peradaban dunia Kristen—dan Anatolia. Setelah berhasil mengakhiri studinya di kota Cordova, dia melakukan perjalanan ke beberapa kota yang ada di Spanyol. Dia juga mengunjungi Portugal yang waktu itu masih bagian dari negara Dinasti Umawiyyah di Andalusi. Dia pemah melakukan perjelajahan ke Perancis dan bagian selatan Inggris. Dia juga pemah berkunjung ke kota Sisilia atas undangan Raja Normandy26, yaitu Roger II. Setelah mendengar kemampuan dan kegeniusan AlIdrisi, Roger II menganjurkan Al-Idrisi agar dia bersedia membuat peta dunia. Roger II benar-benar telah simpati kepada Al-Idrisi sehingga dia tidak ragu-ragu mengangkatnya menjadi hakim dan menyerahkan kepadanya dan kepada orang-orang Arab yang berprestasi jabatanjabatan penting di kerajaan yang dipimpinnya. Al-Idrisi menetap di Sisilia hampir dua puluh tahun. Dia tidak pernah keluar dari negeri tersebut kecuali setelah raja Roger II wafat dan keadaan di negeri ini sudah tidak menentu lagi.
PENEMUAN AL-LDRISI
Pertama: Dia berhasil membuat peta. Al-ldrisi membagi bagian utara bola dunia kepada tujuh kawasan dengan cuaca yang berbeda, kemudian dia membagi masing-masing kawasan kepada sepuluh bagian yang mempunyai garis bujur yang sama. Dia menggambar setiap bagian-bagian yang jumlahnya tujuh puluh dengan peta tersendiri. Keseluruhan dari peta yang jumlahnya tujuh puluh tersebut menjadi satu peta yang mencakup dunia, yang kemudian dikenal dengan peta Al-ldrisi. Peta Al-ldrisi ini merupakan peta paling detil dan mengagumkan yang pemah dikenal dalam ilmu geografi dan seni menggambar peta (cartography) pada masa itu. Peta Al-ldrisi dilandaskan kepada suatu pengetahuan yang solid akan bentuk bumi yang bulat. Dasar-dasar pemikirannya bersumber dari referensi-referensi Barat dan Islam secara bersamaan. Peta juga dibuat berdasarkan pengalaman pribadinya dan informasi-informasi ilmiah yang telah dia rangkum. Peta Al-ldrisi telah menjadi acuan bagi peta-peta yang digambar pada masa kebangkitan dan juga merupakan titik awal bagi ditemukannya geografi pada era kemasyhurannya.
Beberapa keistimewaan peta Al-ldrisi:
- Bentuk peta Eropa dijelaskan dengan detil.
- Peta pesisir Laut Tengah digambar secara terperinci.
- Dr. Abdul Halim Mahmud27 dalam bukunya, " Eropa dan Islam," menyebutkan bahwa salah satu peta Al-Idrisi menggambarkan mata air sungai Nil yang terdapat di antara danau-danau katulistiwa besar dengan jelas.
Kedua: Bola Perak. Al-Idrisi telah menciptakan sebuah bola dari perak untuk Roger II. Di permukaan bola tersebut ia menggambar peta dunia, sehingga bola itu tak ubahnya bola dunia. Bola tersebut beratnya mencapai berat dua orang manusia dewasa. Bola tersebut telah hilang pada masa menjamurnya kebodohan dan kefanatikan yang terjadi sesudah raja-raja Normans yang terdahulu.
Ketiga: Buku Geografi. Al-Idrisi telah berhasil menulis tiga buku Geografi, yaitu:
- "Nuzhat Al-Musytaq Fi Ikhtiraq Al-Afaq." Buku ini bisa dikatagorikan buku terbesar yang pemah dituhs oleh Al-Idrisi. Buku ini nantinya akan kita bicarakan secara terperinci.
- "Raudhat Al-Ins Wa Nuzhat An-Nafs." Buku ini merupakan hadiah yang diberikan oleh Al-Idrisi kepada William I. Buku ini hanya kita dapati dalam bentuk ringkasan yang dikenal dengan nama " Al-Idrisi Ash-Shagir."
- "Shifat Bilad Al -Maghrib." Buku ini membahas tentang letak geografis dan keadaan negara Maroko.
Buku "Nuzhatul Musytaqfi Ikhtirqq Al Afaq," yang dianggap sebagai peta dunia merupakan karya terbesar Al-Idrisi. Dalam referensi klasik Arab dan Islam, buku yang ditulis oleh Al-Idrisi ini lebih dikenal dengan nama "Kitab Roger" atau "Al Kitab Ar-Rujari ." Yaitu sebuah penisbatan kepada raja Roger II. Penulisan buku ini rampung pada tahun 549 H/1154 M. Buku ini telah mendapat sambutan baik di Eropa dan selanjutnya menjadi referensi bagi ilmuwan-ilmuwan Eropa dalam mempelajari geografi benua Eropa dan dunia selama beberapa abad. Ringkasan buku ini telah terbit dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada penghujung abad keenam belas Masehi.
Dalam penulisan buku ini, Al-Idrisi menggabungkan antara referensi Barat dan Islam kemudian dia menambahkannya dengan pengalaman pribadinya dalam melakukan perjalanan ke berbagai negara. Dengan demikian, buku ini telah menjadi ensiklopedi terlengkap yang mampu menyatukan antara geografi astronomi dan geografi matematika. Di dalam buku ini kita akan menemukan bahwa alam dunia yang kita huni mempunyai tujuh kawasan cuaca yang berbeda. Di dalam buku ini dia juga berbicara tentang beberapa negara, pegunungan, sungai, sumber daya alam dan manusia beserta aktivitas ekonomi, industri, seni, dan kebudayaannya.
Al-Idrisi telah mampu secara profesional menggambarkan Laut Tengah dan negara-negara yang ada di sekitarnya. Demikian juga dengan benua Eropa dan negara-negara yang ada di sana. Di pertengahan bukunya, Al-Idrisi menyuguhkan informasi-informasi yang mengundang gelak tawa dan ide-ide penting. Di antara yang lucu misalnya, dia mengatakan tentang Laut Tengah, "Laut ini mengandung berkah, dan tidak ada hubungannya dengan laut kegelapan."28 Konon, penduduk Maroko merasa iri kepada Andalusia dan mereka melaporkan hal itu kepada khalifah yang telah lalai mengurus daerahnya. Maka khalifah memerintahkan untuk menggali tanah antara Tanja dan Andalusia, lalu membangun jalan yang menghubungkan antara keduanya. Akan tetapi air naik dan meluap sehingga tenggelamlah semua kota."
Apabila kita renungkan perkataan ini dan apa yang dilakukan oleh khalifah, niscaya kita dapat menyimpulkan dua hal berikut:
Pertama: Realita geologis, yaitu bahwa Laut Tengah pada masa dahulu terdiri dari dua lautan;Laut Barat yang airnya asin dan Laut Timur yang airnya tawar. Laut di bagian timur ini mengalir ke sungai Nil dan beberapa sungai lainnya pada masa dahulu dan sekarang telah berhenti mengalir. Pada masa geltser,25 tahun yangsilam, air laut di samudera Atlantik naik setelah kubah es mengalami pencairan secara besar-besaran, sehingga sebagian permukaan bumi tenggelam.
Kedua: Realita antropologis, yaitu bahwa telah terjadi migrasi secara besar-besaran dari ujung Barat Daya Afrika ke kepulauan Iberia dengan perjalanan dasar sebelum menyatunya Laut Tengah dengan Samudera Atlantik.
Di antara peristiwa lain yang disebutkan dalam buku ini adalah kisah orang-orang yang berlayar mencaripulau. Mereka berjumlah delapan belas orang yang berasal dari Andalusia. Semuanya bersaudara. Ada anak, paman, dan saudara-saudaranya yang mengarungi lautan pada abad kesebelas Masehi. Mereka berangkat dari Lisbon (ibu kota Portugal) di pantai Barat Spanyol dengan menaiki perahu untuk menemukan "laut kegelapan."
Mereka berlayar ke tepi barat, kemudian ke selatan hingga mendapatkan sebuah pulau. Setelah itu, mereka berlayar lagi ke arah selatan hingga menemukan pulau lain. Menurut sebagian penulis buku pada masa sekarang, kedua pulau itu barangkali pulau Canary (Canary Island), sekalipun peneliti dari Maroko, Profesor Abdullah AlHariri, berpendapat bahwa keduanya barangkali pulau Amerika Selatan, sesuai dengan pernyataan Al-Idrisi tentang penduduk yang jauh di negeri seberang dan berdasarkan perkiraan jarak antara Lisbon dengan Amerika Selatan adalah enam puluh hari, apabila ditempuh dengan perjalanan laut.
KARYA TULIS AL-IDRISI LAINNYA
- "Al-Adwiyah Al-Mufrijah.” Buku ini berbicara tentang kedokteran dan farmasi. Di dalam buku ini, AlIdrisi menyebutkan nama resep obat-obatan dengan memakai dua belas bahasa.
- Di bidang ilmu tumbuh-tumbuhan dan farmasi. Al-ldrisi telah menulis sebuah buku yang berjudul" AlJami' Liasytaat An-Nabaat." Buku ini disusun berdasarkan huruf abjad. Ilmuwan Prancis, Jack Risler mengatakan bahwa Al-ldrisi telah menyebutkan kegunanaan 360 macam tumbuh-tumbuhan dalam membuat resep obat.
- Al-ldrisi juga seorang sastrawan dan penyair. Dalam bidang ini dia juga telah berhasil menulis beberapa buku.
Dalam bidang ini dia juga telah berhasil menulis beberapa buku.
SIKAP ILMUWAN BARAT TERHADAP AL-LDRISI
Kendati Al-ldrisi merupakan salah satu tulang punggung kebangkitan Eropa—bahkan atas gagasan dan kreativitasnya, kebangkitan menggeliat di selatan Italia— namun dia tidak lepas dari hinaan dan cercaan orangorang Barat. Pada saat ini—kecuali karya-karya sebagian orientalis yang obyektif dalam menilai—kita tidak lagi menemukan pengakuan akan kontribusi Al-ldrisi yang besar dalam referensi dan ensiklopedi Barat. Bahkan dalam buku-buku biografi para ilmuwan dan tokoh, namanya tidak pernah disebutkan. Justru yang disebut hanya ilmuwan-ilmuwan yang sebenarnya tidak punya peranan dan kontribusi dalam ilmua geografi. Pengakuan terbaik yang dapat kita jumpai tentang Al-Idrisi hanya dalam ungkapan dua ilmuwan Barat berikut ini:
- Jack Risler,seorang ilmuwan Perancis. Di dalam bukunya yang berjudul" Al-Hadharah Al-Arabiah," ia mengatakan, "Ptolemeaus bukanlah guru besar geografi Eropa. Sebenarnya guru besar geografi Eropa adalah AlIdrisi yang dilahirkan pada tahun 1100 M, yang pernah belajar di kota Qordova, yang tinggal di kota Ar-Ramwu di negeri Roger Sisilia pada pertengahan abad kedua belas. Teori Al-Idrisi yang menyimpulkan bahwa bumi inibulat merupakan tempat berpijak dan langkah awal bagi teoriteori geografi yang ada pada era pertengahan."
- Baron DeCeylan. Ketika mengomentaribuku AlIdrisi yang berjudul"Nuzhatul Musytaq," dia mengatakan, "Sesungguhnya buku ini adalah sebuah buku geografi yang tidak bisa dibanding-bandingkan dengan kitab geografi sebelumnya. Buku ini masih bisa kita pakai sebagai petunjuk dalam mengarungi perjalanan ke berbagai tempat di belahan dunia."
Pada tahun 1866 M,sebagian dari buku Al-Idrisi yang berjudul"Nuzhat Al-Musytaq" telah dicetak ulang di kota London. Buku tersebut bernama " Shifat AL-Maghrib Wa As-Sudan wa Mishr Wa Al-Andalus." Pada tahun 1926, seorang orientalis, Kotard Moleh, menerbitkan peta-peta Al-Idrisi, dan lembaga keilmuwan Irak telah mencetak ulang peta-peta tersebut pada tahun 1951 M. Kemudian pada tahun tujuh puluhan percetakan-percetakan yang ada di Italia mencetak ulang buku"Nuzhat Al-Musytaq.
« Prev Post
Next Post »