Minggu, 13 April 2025

Ibnu Sina (Avicenna)

Ibnu Sina (Avicenna) adalah ilmuwan terbesar kedua dibidang kedokteran, setelah Ar-Razi. Dia juga dikenal sebagai filsuf terbesar muslim yang pemikirannya paling banyak berpengaruh di Barat. Pada lembaran berikut, kami akan mengupas secara singkat tentang Penemuan Ibnu Sina dalambidang kedokteran dan kedudukannya dalam ilmu kedokteran.

NASAB DAN NAMA PANGGILANNYA

Dia bemama Abu Ali Al-Husin bin Abdullah bin Sina. Dia dikenal dengan gelar "Asy-Syaikh Ar-Ra'is" karena kemampuan ilmunya dan ketokohannya yang sangat menonjol di kalangan para ilmuwan yang hidup pada masanya. Sedangkan orang-orang Eropa merubah namanya menjadi Avicenna. Dengan nama Eropa inilah dia dikenal dalam bahasa Latin dan semua bahasa Eropa. Sebagian buku ada yang menyebut gelar Ibnu Sina "Amirul Athibba'" (Pemimpin para dokter).Sebagaimana ada juga yang memberinya gelar "Al-Mu'allim Ats-Tsalits" (Guru Ketiga), karena yang dianggap sebagai guru pertama adalah filsuf Yunani, Aristoteles, dan guru kedua adalah filsuf muslim, Abu An-Nashr Al-Farabi.

TEMPAT, TANGGAL LAHIR DAN RIWAYAT HIDUPNYA

Ibnu Sina dilahirkan di desa Avasna,di dekat propinsi Bukhara—sekarang Uzbekistan, Persia pada tahun 370 H (980 M), dari seorang ayah yang asli Balkan. Di wafat di Hamdzan—sekarang Iran, Persia pada tahun 428 H (1037 M) dalam usianya yang ke-58 tahun. Dia wafat karena terserang penyakit usus besar.

PENDIDIKANNYA

Ibnu Sina telah hafal Al-Qur'an pada usianya yang kesepuluh tahun. Dia belajar fikih dan ilmu-ilmu syariat Islam. Dia kemudian berguru kepada Abu Abdullah AnNaqili dan belajar "Kitab Isaghuji" dalam ilmu logika dan berbagai kegiatan Euklides dalam bidang matematika. Setelah itu, dia belajar secara autodidak dan menekuni matematika hingga dia berhasil menguasai buku "Almagest" karangan Ptolemaeus serta mengusai ilmu pengetahuan alam dan teologi. Dia lalu mulai mempelajari ilmu kedokteran kepada gurunya, Abu Manshur AlQamari, penulis "Kitab Al-Hayat Wa Al-Maut," dan Abu Sahal Isa bin Yahya Al-Jurjani, penulis ensiklopedia kedokteran yang dikenal dengan nama "Al-Kitab Al-Mi'ah Fi Shina'atith Thib." Ibnu Sina mendapatkan kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang dipelajarinya ketika dia diundang oleh Pangeran Nuh Ats-Tsani As-Sammani.

Ibnu Sina pergi ke Khurasan untuk mengobati penyakit. Ketika dia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik dan sang pasien sembuh di tangannya— pada saat itu dia masih berusia delapan betas tahun— maka Manshur Ats-Tsani memberinya penghargaan yang sangat berarti baginya dan mengizinkannya untuk selalu datang ke perpustakaannya yang berisi ribuan buku. Di perpustakaan inilah Ibnu Sina membaca buku-buku tersebut dalam keadaan dia sangat haus ilmu20, hingga akhirnya dia menguasai semua ilmu yang ada pada masanya, sekalipun dia lebih menonjol dalam bidang filsafat dan kedokteran.

IBNU SINA DAN BAHASA ARAB

Pada suatu hari Ibnu Sina berbicara dalam sidang salah satu pangeran di Istana,dan dia terkendala dengan bahasa. Sedangkan diantara yang hadir terdapat Abu Manshur Al-Jabban yang mengkritik Ibnu Sina seraya berkata, "Anda adalah seorang filsuf dan ahli hikmah, akan tetapi bahasa Arab anda tidak sesuai dengan ilmu Anda." Ibnu Sina merasa sakit dengan perkataan ini. Akan tetapi dia segera menyadari bahwa Abu Manshur memang benar. Maka dia pun segera mempelajari bahasa Arab selama tiga tahun hingga dia benar-benar menguasainya. Dia lalu menulis tiga puisi dan menulis tiga buku dalam bahasa Arab. Ibnu Sina kemudian ingin memperlihatkanbuku ini kepada Abu Manshur Al-Jabban sebagai bukti bahwa dia telah menguasainya.

Abu Manshur membuka buku tersebut tanpa menyadari siapa penulis buku itu. Dari sinilah Ibnu Sina berkata kepadanya bahwa apa yang tidak diketahui dari buku-buku ini disebutkan dalam halaman sekian dan sekian dalam buku fikih. Abu Manshur baru mengetahui bahwa yang menulis buku ini adalah Ibnu Sina. Dia pun segera meminta maaf atas penghinaanya di masa lalu.

MUNCULNYA BINTANG IBNU SINA

Setelah berusia dua puluh tahun, Ibnu Sina menfokuskan dirinya belajar filsafat dan kedokteran. Dia juga menulis buku-buku dalam kedua bidang tersebut. Ketika berusia dua puluh dua tahun, dia telah menjadi dokter terkemuka pada masanya. Inilah yang membuatSyamsu-Ad Daulah Al-Buhaini, penguasa Hamdan dan Karmansyah, untuk mengangkatnya menjadi perdana menteri di kerajaannya.

SIFAT DAN TABIATNYA

Ibnu Sina dikenal jenius dan memiliki daya berpikir yang kuat. Keadaan inilah yang membuatnya mampu mengusai berbagai macam ilmu dan pengetahuan yang tidak dikuasai oleh para ilmuwan lainnya. Sejarah tidak memastikan dia belajar kepada siapa, namun yang jelas dia tidak pemah berhenti membaca serta tidak pernah bosan menulis buku—sekalipun menurut sebagian orang terlalu banyak menulis itu sia-sia. Dia memang dikenal kuat memikul tanggung jawab ilmiah dan tidak tidur malam hanya karena membaca dan menulis. Selain itu, Ibnu Sina tidak mengambil upah dalam mengobati orang yang sakit. Bahkan dia banyak bersedekah kepada para fakir miskin sampai akhir hayatnya.

PENEMUAN IBNU SINA DI BIDANG KEDOKTERAN

Ibnu Sina memiliki peranan yang menonjol dalam bidang kedokteran dan berbagai cabangnya. Dia telah melakukan penelitian yang besar dan mendapatkan penemuan penting yang diabadikan oleh sejarah kedokteran. Berikut ini sebagian dari penemuan tersebut:

DALAM CARA PENGOBATAN:

Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cara pengobatan bagi orang sakit dengan cara menyuntikkan obat ke bawah kulit.

DALAM MENGOBATI ORANG YANG TERCEKIK KERONGKONGANNYA:

Ibnu Sina membuat penemuan dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke kerongkongan untuk mengobati orang yang tercekik dan sulit bernafas. Cara seperti ini masih tetap dipakai hingga sekarang untuk mengobati pasien dengan penyakit yang sama. Kemudian alat ini juga dipergunakan oleh para dokter anaesthesia sekarang untuk memasukkan gasbiusdan oksigen ke dada pasien, akan tetapi alatnya dibuat dari karet atau plastik.

Dr. Musthofa Sahatah menegaskan bahwa cara pengobatan Ibnu Sina pada kerongkongan telah unggul sebelumnya dengan tingkat akurasi dan kesembuhan yang tinggi, sebagaimana dia membuat gambar anatomi yang tidak jauh berbeda dari apa yang kita ketahui sekarang. Dia juga menjelaskan bagian-bagian dari anatomi itu dan fungsinya, baik ketika berbicara, bernafas, mengunyah dan lainnya yang dikenal pada masa kita sekarang ini dengan sebutan ilmu fungsi anatomi. Dr. Sahatah menjelaskan secara rinci tentang berbagai macam penemuan Ibnu Sina dalam hal ini seraya mengatakan, "Dia telah mengkhususkan bab ketiga dari "Kitab AlQanun" untuk menjelaskan tentang berbagai macam penyakit yang menyerang anggota badan, di antaranya adalah tentang penyakit pada tenggorokan. Dia telah berhasil menemukan penemuan ilmiah yang besar, yakni untuk pertama kali dalam sejarah dia memaparkan tentang penyakit tenggorokan dan sebab-sebabnya. Dia juga menjelaskan tentang gangguan pada tenggorokan, tanda-tandanya, dan cara pengobatannya. Dia juga berbicara tentang penyakit batuk, macam-macamnya, dan sebab-sebabnya. Pengetahuan tentang ini semua masih dipergunakan di bidang kedokteran hingga sekarang."

DALAM MENGOBATI PENYAKIT PADA KEPALA:

Ibnu Sina mengetahui hakekat ilmiah penting bahwa tulang tempurung kepala apabila pecah tidak dapat melekat kembali seperti tulang lainnya pada badan, melainkan ia akan tetap terpisah dan hanya terikat dengan selaput yang kuat. Dia mengatakan tentang hal itu, "Ketahuilah bahwa tulang kepala berbeda dengan tulang lain apabila pecah. Ia tidak dapat menyatu kembali dengan kuat, karena hanya diikat oleh selaput sebagaimana selaput lainnya yang mengikat semua tulang, akan tetapi ini tidak kuat."

Ibnu Sina membagi pecahnya tempurung kepala kepada dua macam berdasarkan ada atau tidak adanya luka pada kepala:

  1. Pecah tertutup: Pecah pada tempurung kepala seperti ini biasanya tidak disertai luka, akan tetapi ini sangat berbahaya karena ia bisa berubah menjadi tumor dan menyebabkan tertahannya darah dan nanah. Dalam hal ini Ibnu Sina mengatakan,"Kebanyakan tumor terjadi pada kepala yang pecah tetapi kulitnya tidak terkelupas. Apabila dilakukan pengobatan pada tumor dan tidak dibelah barangkali ia akan merusak tulang dari bawah, sehingga si penderita akan kehilangan akal dan gejala lainnya,sehingga perlu untuk dibelah."
  2. Pecah terbuka: Pecah pada tempurung kepala seperti ini biasanya disertai luka. Parah atau tidaknya tergantung kepada besamya luka dan kerasnya benturan pada tulang tempurung kepala yang menyebabkannya pecah. Berkenaan dengan masalah ini, Ibnu Sina mengatakan, "Karena itu, kita perlu memperhatikan kondisi pecahnya dan sejauh mana kekuatan yang memecahkannya, apakah hanya sebatas di kulit kepala atau sampai pada tulang. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana seharusnya menangani pecah tempurung kepala seperti ini. Demikian juga gangguan yang dirasakannya menunjukkan pada parah atau tidaknya,seperti diam, mata terbelalak, ngelantur dalam berbicara, tidak keluar suara, dan lain sebagainya. Terkelupasnya kulit kepala—baik sedikit maupun banyak—dan diamnya pada satu keadaan juga kadangkadang menunjukkan pada pecahnya tempurung kepala."

Ibnu Sina mengategorikan pecah tempurung kepala pada beberapa nama dan tingkatan, di antaranya;"sya'ru al -azhmi," "ash-shad'u," dan "al-kasr al-gha'ir." Dia tidak hanya sebatas memperhatikan jenis penyakit pecah tempurung kepala dan gangguannya, melainkan juga menguasai cara pengobatannya. Dia menganjurkan agar membuat lubang pada tulang yang cekung, sehingga dokter dapat memperbaiki tulang tersebut melalui pembungkus otak dan menghindarkan si penderita dari hal-hal yang membuatnya semakin parah. Berikut pemyataan Ibnu Sina dalam hal itu,

"Apabila tulang itu tidak kuat karena faktor alami, atau karena benturan yang menyebabkannya pecah, maka dokter hendaknya mencabutnya dengan cara memotong sebagiannya, dan dia memulainya dari yang paling bermasalah, kemudian menggantinya dengan potongan tulang yang tipis, lalu berpindah ke bagian kulit yang ditumbuhi rambut. Adapun perlu digunakan yang tipis agar tidak terasa sakit di kepala."

Sedangkan yang berhubungan dengan gangguan pada kepala yang disertai dengan hilangnya kesadaran, Ibnu Sina menyarankan agar dokter hendaknya membelah anat (urat darah halus) untuk mengurangi kandungan air pada badan sehingga dapat meringankan sakit di kepala dan membuat baik keadaan orang yang sakit. Untuk mewujudkan tujuan ini, Ibnu Sina menasihatkan agar si pendetia diberi makanan sedikit dan diberi minum obat mencret selama tidak ada yang menghalangi hal itu.

Demikianlah Ibnu Sina membuat kaedah pengobatan pada luka di kepala dan hingga kini cara pengobatan tersebut masih dipergunakan, yaitu bahwa untuk mengobati goncangan pada otak diperlukan pengurangan cairan di dalam tubuh untuk meringankan tekanan di dalam tempurung kepala. Adapun perbedaannya antara teori Ibnu Sina dengan teori kedokteran modem adalah bahwa obat untuk memperbanyak kencing (deuretics) sekarang telah banyak dan ini digunakan sebagai ganti dari obat mencret untuk mengurangi cairan di dalam tubuh dengan tingkat efektivitas yang lebih besar.

DALAM MENGOBATI PENYAKIT DALAM:

Ibnu Sina dapat membedakan antara mulas pada ginjal dan mulas pada lambung. Dia juga mampu membedakan antara peradangan paru-paru dengan peradangan pada lapisan otak. Dia adalah orang yang pertama kali mendiagnosa secara akurat antara peradangan pada paru-paru dan pembengkakan pada hati. Dia secara mendalam meneliti tentang bisul atau borok pada perut, dan dialah orang yang pertama kali berhasil mengobati krampada perut yang disebabkan oleh faktor psikologis.

DALAM PENYAKIT YANG MENJADI BENALU (PARASITIC):

Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cacing Ancylostoma yang juga disebut cacing lingkar. Ini berarti bahwa Ibnu Sina telah mendahului dokter Itali dalam menemukan jenis cacing ini, karena dia baru menemukannya pada tahun 1838 M, atau setelah sembilan abad dari masa Ibnu Sina. Ibnu Sina juga mendeteksi adanya penyakit gajah (elephantiasis) yang disebabkan oleh cacing filaria dan menjelaskan bagaimana penyebarannya di tubuh. Dia juga menjelaskan macam-macam penyakit yang menjadi benalu dalam tubuh manusia.

DALAM KEDOKTERAN MAKANAN DAN PENYAKIT PERUT:

Ibnu Sina menjelaskan tentang penyakit menular antrak (malignant anthrax) yang dalam bahasa Arab disebut "alhuma al-farisiyyah," dan cara pengobatannya. Dia juga menjelaskan tentang tuberkulosa paru-paru dan penularannya melalui air dan tanah. Sebagaimana dia juga banyak menjelaskan tentang berbagai macam penyakit kulit dan alat reproduksi.

DALAM PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KENCING:

Ibnu Sina menjelaskan tentang gangguan akibat penumpukan zat kapur pada saluran kencing dan dia mampu membedakan antara batu pada saluran kencing ini dengan batu ginjal.

DALAM PENYAKIT KHUSUS WANITA:

Ibnu Sina juga membicarakan tentang masalah kemandulan, menjelaskan tentang demam yang diakibatkan oleh nifas, aborsi (pengguguran kehamilan), kanker yang berserabut, dan tertutupnya saluran pada alat kelamin wanita. Ibnu Sina telah mengetahui hal itu sejak dulu,sebelum manusia mengenal mikroskop. Dia juga menjelaskan bahwa ayah dan bukan ibu yang bertanggung jawab menentukan jenis kelamin janin.

DALAM PENYAKIT SARAF:

IbnuSina menjelaskan tentang sebagian keadaan yang terjadi pada orang yang mengidap penyakit saraf. Dia membedakan antara kelumpuhan saraf wajah yang disebabkan oleh pengaruh otak dan yang disebabkan oleh pengaruh anggota badan tersebut. Dia juga menjelaskan tentang tidak berfungsinya otak akibat penumpukan darah di dalamnya.

DALAM PENYAKIT KEJIWAAN:

Ibnu Sina memiliki cara pengobatan yang baik dan efektif dalam menangani benturan kejiwaan yang diakibatkan oleh putus cinta. Sebagian meriwayatkan dari Ibnu Sina, bahwa ada peristiwa lucu yang dilakukan oleh Ibnu Sina kepada seorang pemuda dari suku Buwaih. Pemuda ini mengidap gangguan akal,alias gila.Dia menganggap dirinya sebagai sapi, dan karena itu dia berjalan dengan empat kaki (atau menjadikannya sebagai kaki). Dia bersuara layaknya seekor sapi dan dia meminta kepada pemiliknya agar menyembelihnya dan memakan dagingnya. Mendengar peristiwa ini, Ibnu Sina mengutus muridnya agar memberitahukan kepadanya bahwa tukang begal akan datang kepadanya. Ibnu Sina kemudian datang membawa pisau besar dan berteriak, "Mana sapi itu,saya akan menyembelihnya!" Pemuda itu disuruh berbaring di tanah dalam keadaan diikat tangan dan kakinya. Ibnu Sina lalu meletakkan pisau ke tenggorokannya dan berpura-pura untuk menyembelih pemuda gila tersebut. Tiba-tiba pemuda itu bangun dan berkata, "Tunggu, sapinya masih terlalu kurus dan tidak baik untuk disembelih hingga gemuk." Cara yang dilakukan Ibnu Sina ini bisa jadi terapi. Sebab, pemuda itu hilang akal karena tidak mau makan, sehingga badannya kurus dan pikirannya kacau balau. Maka ketika dia kembali mau makan, dia kembali sehat dan sadar.

Ibnu Sina juga memberikan nasihat agar melakukan pengobatan dengan cara-cara psikologis untuk mengobati semua jenis penyakit secara umum, "Kita hendaknya mengetahui bahwa cara pengobatan terbaik dan paling mujarab adalah pengobatan yang didasarkan pada memotivasi orang yang sakit secara kejiwaan dan rohani, membuat indah suasananya, dan memperdengarkan baginya alunan musik yang menyentuh hatinya serta mempertemukan dengan orang-orang yang dicintainya."

DALAM KEDOKTERAN MATA:

Ensiklopedia Islam menyatakan bahwa buku"Al-Qanun" karangan Ibnu Sina merupakan buku pertama yang menjelaskan tentang anatomi susunan urat yang menggerakkan mata dan kelenjar air mata. Ibnu Sina telah mempelopori pengobatan pada gangguan saluran air mata dengan memasukkan alat yang telah diberi antiseptik (penahan infeksi).

DALAM MENGOBATI TUMOR:

Ibnu Sina berhasil melakukan diagnosa pada tumor kanker, dan dia adalah orang yang pertama kali mengatakan adanya tumor otak.

DALAM PEMBIUSAN:

Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menggunakan obat bius dalam melakukan pembedahan (operasi), dengan memanfaatkan obatobatan herbal . Ibnu Sina telah mempelajari berbagai macam penyakit dan membagi kategorinya dalam bukunya,'' Al-Qanun/' hingga 15 tingkatan.

DALAM MENGUKUR DENYUT NADI DAN ANALISA KEDOKTERAN:

Ibnu Sina sangat memperhatikan denyut nadi dan menjadikanya sebagai ukuran untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Perhatiannya yang sangat besar ini membuahkan ditulisnya 19 pasal dalam bukunya, "AlQanun," tentang denyut nadi dan peranannya dalam melakukan diagnosa. Dalam buku ini, kita juga dapatkan dia membedakan antara berbagai macam denyut nadi, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Dia juga menjelaskan denyut nadi pada laki-laki dan perempuan. Sebagaimana dia juga mengemukakan adanya denyut pada gigi, dan perubahan pada denyut nadi setelah melakukan kegiatan olahraga, mandi, atau setelah kehamilan. Selain dari itu, dia juga menjelaskan tentang denyut pada yang merasakan kerinduan, mengalami pembengkakan dan pada sebagian keadaan psikologis seseorang. Dia juga menggunakan kencing (urine) dan kotoran manusia (feces) sebagai media untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit. Dia membuat syaratsyarat dan kaedah tertentu agar seorang dokter dapat melakukan diagnosa penyakit dengan benar.

DALAM BIDANG FARMASI:

Ibnu Sina menemukan dan menulis sebanyak 760 jenis obat-obatan. Dia menganjurkan agar obat-obatan dikemas dalam bungkusan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada orang yang sakit.

DALAM ALAT-ALAT KECANTIKAN:

Pada bab ketujuh dari buku“Al-Qanun" Ibnu Sina memaparkan tentang secara detil tentang alat-alat kecantikan, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kedokteran dalam bidang kecantikan.

Previous
« Prev Post

Artikel Terkait

Copyright Ⓒ 2024 | Khazanah Islam