Kamis, 03 April 2025

Al-Hasan bin Al-Haitsam (4)

KEMAMPUAN BAHASA LBNUL HAITSAM DAN KEJELASANNYA DALAM MENGUNGKAPKAN

Manusia hidup dalam iklim "bahasa" seperti halnya mereka hidup dalam iklim "tJdara." Manusia senantiasa dikelilingi oleh bahasa dan bahasa merupakan sarana dalam berinteraksi dengan sesamanya sejak dari buaian hingga menuju liang lahat. Setidaknya lebih dari seratus kali, manusia berinteraksi dengan menggunakan bahasa. Dengan bahasa seseorang mencari ilmu dan pengetahuan serta mampu mendalami pemikiran oranS lain. Apabila seseorang tidak dapat berbahasa dengan baik yang merupakan ekspresi dari pikirannya dan dapat dipahami oleh orang lain, maka ini menunjukkan pada keterbatasan wawasan dan kemampuan akalnya. Kita tidak yakin bahwa ada seorang ilmuwan besar atau profesor dalam spesialisasi ilmu tertentu yang tidak mampu berbahasa dengan baik dan tidak bisa menyampaikan sesuatu dengan jelas. Bahkan ketika kita mendengar ada seorang profesor terkenal yang bisa menulis, tetapi Penyampaiannya tidak baik dan pemikiran tidak jelas, maka kita tahu bahwa dia hanyalah "ba[on" yang hanya berisi wawasan dan pengetahuan.

Para ilmuwan besar kita yang hidup masa kejayaan peradaban Islam memahami ilmu bahasa Arab dan menguasai cara penyampaiannya yang baik serta fasih dalam berbicara. Sebagaimana mereka juga memiliki wawasan pengetahuan umtun yang luas. Apabila mereka menulis karya-kary arry a, maknanya jelas dan bahasanya lugas, sehingga pembaca merasa rindu untuk membacanya kembali, mencintai ilmu dan pengetahuan. Ilmuwan kita yang satu ini, Al-Hasan bin Al-Haitsam adalah seorang penulis handaL penyampaian gagasannya bagus, bahasanya lugas, dan maknanya jelas. Bahkan sekalipun kita telah berpisah dengannya selama seribu tahun, namun kita masih mampu untuk memahami bukunya dan menguasai pemikirannya lebih dari yang kita pahami dari para ilmuwan terkemuka yang hidup pada masanya.

Kemampuanbahasa dan luasnya wawasan Al-Hasan bin Al-Haitsam memiliki keistimewaan dan keunggulan tersendiri dalam berbagai istilah ilmiah, sehingga dengan demikian sempurnalah gelar "ilmuwan besar" yang disandangnya. Ketika kita melihat istilah-istilah ilmiah, kita dapatkan Ibnul Haitsam telah memasukkanbahasa kita ke dalam perbendaharaan istilah ilmu optik yang kemudian diserap ke dalam bahasa Latin dan berbagai bahasa Eropa lainnya. Bahkan juga bahasa penduduk bumi yang sejalan denganbahasa Eropa. Misalnya ketika Ibnul Haitsam menjelaskan tentang anatomi mata dan susunannya, diamemberikan nama-namanya dengan bahasa Arab yang kita kenal sekarang. Adakalanya istilah ini diterjemahkan oleh orang-orang Baratke dalambahasa mereka, dan adakalanya diterjemahkan maknanya atau sedikit dirubah laf.azhArabnya, sebagaimana yang bisa kita lihat pada beberapa contoh berikut:

ISTILAH ARAB IBNUL HAITSAM
ISTILAH LATIN YANG MENYERAP ISTILAH IBNUL HAITSAM

Asy - Sy ab akiyy ahAl- Qurniyy ah,\s - S a' il Az-Zui ai iAs-S a' il Al-I\La' i RetinaComeaViteous HumourAquesous Humour

Ketika Ibnul Haitsam mempelajari sinar cahaya yang melewati lubang kecil,lalu dia membuat kotak khusus untuk itu, dan dia memberi nama kota itu dengan sebutan "ruang gelapi'istilah ini kemudian dipakai oleh para penerjemahnya ke dalam bahasa Latin menjadi "ctmera obsecura" (ruang getap atau rumah gelap). Akan tetapi laf.azh pertama yang banyak digunakan. Lafazh ini kemudian dipakai menjadi nama alat pemotret gambar. Adapun penyebutannya dalam bahasa-bahasa Eropa lainnya, adalah sebagai berikut:

Inggris = Camera
Spanyol = Camara
Prancis = Cam6ra
]erman = Kammera
Itali =.,iEamera

Sedangkan dalam bahasa lainnya'di dunia, istilah kamera tidak jauh dari istilah yang digunakan oleh orangorang Eropa.

AL-HASAN BIN AL-HAITSAM: LLMUWAN BERHATI MULIA

Ibnul Haitsam adalah contoh orang yang mulia, bersih hatinya dan mencintai kebaikan. Hal ini dapat diketahui dari penghormatannya yang diberikan kepada para ilmuwan dan tidak menyelewengkannya. Apabila dalam penelitiannya, dia menemukan sesuatu yang baru, dia menyebutkannya dalam buku-bukunya dengan sikap tawadhu' dan tidak sombong. Dia juga bukan tipe orang yang suka mendekatkan diri kepada Penguasa agat mendapatkan jabatan atau memPeroleh penghargaan secara materi, melainkan dia selalu bergantung kepada dirinya sendiri dan hidup dari hasil keringatnya sendiri. Dia memilih berprofesi sebagai pengganda naskah-naskah manuskrip. Untuk dapat hidup setahun, dia cukup menggandakan tiga naskah manuskrip dan menjualrya. Setelah itu, dia menjalani hari-harinya dengan pola hidup zuhud agar dapat konsentrasi dalam melakukan penelitian dan menulis karya-karyanya. Mari kita baca aPa yang ditulis oleh sejarawan, Ibnu Abi Ushaibi'ah tentang sifat-sifat Ibnul Haitsam

"Ibnul Haitsam adalah orang yang berhati mulia, sangat cerdas, menguasai berbagai macam ilmu, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya dalam bidang matematika pada masanya, juga yang qrendekatinya. Dia selalu menyibukkan diri, banyak mengarang buku-buku dan berpola hidup zuhud."

Berkepribadian bersih, amanah, berakhlak mulia, dan suka mencari kebenaranseperti yang dilakukan olehlbnul Haitsam hendaknya menjadi sifat yang bukan hanya dimiliki oleh ilmuwan kita, melainkan juga merupakan sifat dan kepribadian semua ilmuwan, pemikir, atau budayawan. Bahkan seharusnya juga sejalan dengan pemikiran ilmiahnya dan menjadi sifat utamanya baginya dalam rangka menemukan berbagai pengetahuan ilmiah. Sebelumnya telah kami ielaskan bahwa Ibnul Haitsam adalah orang yang membuat dasar-dasar penelitian ilmiah. Dasar penelitian ilmiah ini tentu sangat ditunggu-tunggu setelah beradab-abad lamanya bagi perkembangan ilmu dan peradaban manusia, hingga akhirnya datang Ibnul Haitsam yang membuatnya' Penemuan yang setelah berabad-abad lamanya baru muncul ini dikarenakan cara penelitian ilmiah memang sulit dan memerlukan kerja keras, sebab ia berhubungan dengan ukuran-ukuran, yaitu ukuran ketepatan (akurasi) dan amanah itu sendiri. Atau barangkali kita katakan "ukuran di atas segala ukuran."

Mari kita baca tulisan Ibnul Haitsam sendiri, berupa kata-kata yang mendorong untuk mencari kebenaran sehingga terjadi Penemuan ilmiah secara besar-besaran, "Sejak kecil saya meragukan aPa yang selama ini diyakini oleh orang-orang dari berbagai pendapat yang berbedabeda. Masing-masing dari kelompok berpegang teguh kepada pendapat yang diyakininya. Tetapi saya iustru meragukan semuanya. Karena saya yakin bahwa kebenaran itu satu. Adapun perbedaan biasanya hanya dari sudut pandang. Ketika ilmu pengetahuan saya tentang hal-hat yang bersifat praktis itu telah semPurna, saya terfokus urttuk mencari tambang kebenaran dan saya berusaha menepis segala prasangka atau isu-isu lainnya. Dan, ketika Allah masih memberi saya umur paniang, saya menulis tentang banyak hal dari berbagai macam ilmu,lalu saya terdorong untuk menyebarkan pemikiran saya."

Usahanya dalam mencari kebenaran-meminiam istilah Abbas Al-Aqqad-merupakan "kunci kepribadiannya dan kuatnya keyakinan ilmiahnya." Dalam buku-bukunya, Ibnul Haitsam memang menegaskan tentang hal ini. Dia mengatakan, "Kebenaran itu diperlukan bagi dirinya sendiri, dan setiaP yang diperlukan bagi dirinya sendiri bukan berarti bahwa orang yang mencarinya tidak mendapatkannya. Memang, ditemukannya kebenaran itu sulit, dan jalan menuju kebenaran itu terjal."

Dalam ungkapannya berikut ini, Ibnul Haitsam memberitahukan kepada kita tentang misinya dalam kehidupan dan apa yang diharapkannya. Dia berkata, "Selama masih hidup, saya akan berusaha bersungguhsungguh dan mengkhususkan waktu saya untuk menulis dengan tiga harapanberiku| Pertama, agar orang-orang dapat mengambil manfaat, ilmu, dan agama dari bukubuku saya sebagai persembahkan saya bagi mereka. Kedua, tulisan ini merupakan rekaman pemikiran saya dan misi hidup saya. Ketiga, sayamenjadikan buku-buku itu sebagai tabungan bagi hari tua saya."

KEJENIUASAN IBNUL HAITSAM DALAM PENGAKUAN 0RANG BARAT

  • Heward Aiper mengatakan dalambukunya "Tarikh Ar-Riyadhiyyat,"
    "Tidak diragukair bahwa Ibnul Haitsam adalah seorang ilmuwan muslim terkemuka dalam ilmu matematika pada masanya dan seorang fisikawan muslim terkemuka sepanjang sejarah. Kontribusinya bagi ilmu optik tidak dapat dilupakan."
  • George Sarton mengatakan dalam bukunya " Muqaddimah Li Tarikh Al-llm, "
    "Ibnul Haitsam adalah ilmuwan terkemuka di Arab dalam ilmu fisika, bahkan dia adalah seorang fisikawan terkemuka pada masa abad pertengahan, dan termasuk salah satu ilmuwan dalam ilmu optik yang sangat sedikit jumlahnya di dunia."
  • Dia juga mengatakan, "Ibnul Haitsam adalah ilmuwan muslim terkemuka sepanjang zaman dalam ilmu pengetahuan alam."

  • Killy mengatakan dalambukunya "Tarilch Al'Falak,"
    "Ibnul Haitsam banyak membuat penemuan dan yang terpenting adalah teori kesesuain. Teori ini bertentangan dengan aPa yang dikatakan oleh AlKhawarizmi dan semua ilmuwan lainnya. Dia menjelaskan teori itu disertai dengan dalil-dalil yang akurat."
  • Seorang orientalis |erman, Zigrid Hunke, mengatakan dalambukunya "Syams AllahTastha' Ala AlGharb,"
    "Ibnul Haitsam adalah salah seorang dari ilmuwan Arab terkemuka dan yang paling berpengaruh di Batat."

Dia juga mengatakan, "Ibnul Haitsam adalah orang yang pertama kali melakukan eksperimen dengan menggunakan "perangkat lubang" atav"ruang gelap" yartg pada hakekabrya merupakanbenhrk awal darikamera yang ada sekarang. Dia berhasil membuktikan bahwa cahaya menyebar pada garis-garis yang lurus. Dia hampir saja tidak percaya ketika matanya melihat gambar dunia terbalik ketika dipantulkan. Eskprimen yang sama kemudian dilakukan oleh seniman Itali, Leonardo Da Vinci yang hidup antara tahun 1,452hrngga tahun 1518 M. Kedua orang ini terpisah olehwaktu hampir lima abad lamanya."

  • Dolaporta mengatakan tentang Fetlo, yang menerjemahkan buku "Al-Manazhir" karangan Ibnul Haitsam:
    "Fetlo telah keliru dalam mengutip perkataan Ibnul Haitsam, karena dia hanyalah kera yang meniru. Padahal buku yang telah diterjemahkan ini telah dijadikan rujukan oleh orang-orang Eropa dalam ilmu optik selama abad pertengahan."
  • ]ack Resler mengatakan dalam bukunya "AlH adhar ah Al - Ar abiyy ah, "
    "Al-Hasanbin Al-Haitsam yang hidup di Cairo antara tahun 965 - 1039 M telah membuat lompatan yangbesar bagi pengembangan ilmu optik dan fisiologi mata. Penelitiannya dalam ilmu optik yang diterjemahkan ke dalambahasa Latin dan Itali menjadi sumber inspirasibagi para ilmuwan dalambidang fisika.Ibnul Haitsam adalah pe.nemu lensa sejak dini mendahului Roger Bacon, Fetlo, dan para ilmuwan Eropa lainnya, bahkan mereka bergantung pada usahanya setelah tiga abad kemudian. Terutama dalam penelitiannya yang secara khusus berhubungan dengan mikroskop dan teleskop. Ketika Ibnul Haitsammengkritik teori Euklides dan Ptolemaeus tentang penglihatan, dia ilulmpu memberikan penjelasan yang akurat tentang mata, lensa dan penglihatan melalui pembuktian kedua mata. Dan, dia juga menvlparkandenganbenar tentang fenomena pembiasan cahaya. Dialah orang yang pertama kali melakukan eksrprimen dengan menggunakan alat yang disebut "ruang gelap" yang merupakan dasarPenemuan fotografi. Pada abad kesembilanbelas, seorang ilmuwan dalam bidang matematika, Chal menganggap bahwa "penelitian Ibnul Haitsam berasal pengetahuan kita tentang ilmu optik." Sedangkan astronom Bijurdan menjustifasikasi bahwa teori Ibnul Haitsam tmtang ilmu optik menggungguli teori Ptolemaeus.la Karena dia mengamatinya secara khusus dan mampu menyelesaikan permasalahannya dengan analisa yang tepat."
  • Profesor Hakim Sa'id, Ketua Majtis Ilmu di Pakistan, mengatakan dalam sambutannya yang disampaikan dalam acara peringatan lahirnya Al-Hasan bin AlHaitsam di Karachi pada tahun \965,1

    "Tidak diragukan lagi bahwa pemahaman manusia tentang bulan kembali kepada tekhnologi modem. Namun perlu diperhatikanbahwa Al-Hasan adalah pelopor para ilmuwan Amerika dalam hal itu. Karena semua teori mereka dalam ilmu matematika didasarkan pada hasil penemuannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Al-Hasan bin Al-Haitsam adalah orang yang memiliki pemikiran abad kedua puluh, sekalipun dia hidup pada abad kesepuluh."

  • Penulis asal Arab Saudi, Profesor Ibrahim Al-Muslim, mengatakan dalam bukunya " lthlalah Ala Ulumil AtDa' il,"
    "Ketika ilmuwan yang bernama lbhanes Kepler di lerman melakukan penelitian tentang hukum alam yang membuat Galileo mamPu melihat bintang-bintang yang tidak tersembunyi dengan kacamata pembesar, seorang ilmuwan yang bernama Ibnul Haitsam berada di belakangnya."
  • Seorang ilmuwan besar Mesir, Mushtofa Musyrifa, mengatakan,
    "Orang yang membaca buku Ibnul Haitsam tentang keraguannya kepada Euklides akan mengetahui ketepatan pemikirannya. Dia juga akan bisa mendalami cara penelitiannya. Sebagaimana iuga akan jelas baginya kebenaran geomerti Euklides dalam ilmu matematika. Dalam buku ini, dia adalah seorang ahli matematika yang lebih akurat dari aPa yang dikatakan oleh orang-orang.
  • Seorang astronom Mesir, Mu'hammad Ridha Madwar, mengatakan,
    "Apabila kita ingin membandingkan Ibnul Haitsam dengan para ilmuwan di masa kita, maka tidak berlebihan apabila saya katakanbahwa dia sejajar dengan ilmuwan Ensteinpada masa kita ini."
  • Pemikiran dan ilmuwan Arab, Profesor Qadri Thauqan, mengatakan dalam bukunya, " Tur at s Al- Arab Al-llmi Fir Riyadhat Wal Falk,'
    "Tentang Ibnul Haitsam, aPa yang ingin saya katakan? Sesungguhnya dia adalah kebanggaan bangsa Arab dan termasuk diantara para ilmuwan Arab yang mendunia. Dia membuat penemuan dalam bidang matematika dan unggul dalam ilmu optik. Kalaubukan karenanya niscaya tidak akan pernah tercapai kemajuan yang ada. Dia menerapkan geometripada ilmu logika, dan kalau bukan karena kemampuannya dalam berbahasa Arab dan menguasai kaedah-kaedahnya dan cara penyampaiannya yang baik dan lugas niscaya dia tidak akan mampu menulis buku-buku yang sangat bernilai dan tesis-tesis yang berharga. Apabila anda membaca bukunya dalam ilmu optik, dia akan membuat anda suka padanya, sehingga anda ingin lebih mengetahuinya."

Dia juga mengatakan, "Buku-buku karangan Ibnul Haitsam dalam ilmu optik menjadi sumber rujukan penting bagi para ilmuwan pada abad pertengahan, seperti; Roger Bacon, Potello, Leonardo Da Vinci, Copernicus, Galileo dan lain sebagainya. Ensiklopedia Britanica mengakui bahwa buku-buku Ibnul Haitsam dalam ilmu optik telah memberikan insprirasi bagi ditemukannya kacamata."

Profesor Musthofa Nazhif, peneliti tentang studi peradaban Islam, mengatakan,
"Ibnul Haitsam telah melakukan pengamatan yang didasarkan pada pemantauan, sehingga dia mengungguli Bacon. Dia telah membuat teori bagi para ilmuwan dalam bidang pengetahuan alam tentang fenomena cahaya, teori penglihatan, pelangi, pemantulan cahaya, dan Pembiasannya. Dia juga melakukan percobaan tentang memancarnya cahaya yang berasal dari benda yang bersinar itu sendiri, seperi cahaya matahari di siang hari dan cahaya yang timbul dari permukaan benda yang bersinar dengan sendirinya serta cahaya yangberasal dari pantulan benda lain. Dia juga melakukan eksperimen pada cahaya bulan, cahaya bintang-bintang, cahaya matahari terbit yang berbenturan dengan cahaya bulan serta meneliti cahaya yang kuat dan cahaya yang lemah.

Dia juga mengatakan, "Klaim yang mengatakan bahwa yang menemukan teori gambal melalui lubang kecil adalah Delaporta, atau Roger Bacon, atau Potello, atau Leonardo Da Vinci atau lainnya, selain dari Ibnul Haitsam tentu sangat diragukan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Kepeloporan Ibnul Haitsam dalam hal ini dan waktu penemuannya yang lebih lama merupakan bukti sejarah yang tidak dapat dipungkiri, melainkanharus kita pertegas dan sebarkan bahwa Ibnul Haitsam adalah penemu teori gambar pada lubang kecil tersebut."

Dia menambahkan, "Ibnul Haitsam merupakan seorang ilmuwan yang di dalam dirinya telah menyatu sifat-sifat ilmuwan dalam konteks sekarang, karena dia adalah seorang ilmuwan dalam bidang pengetahuan alam, baik secara teoritis maupun praktis, sama seperti Kelvin."

Previous
« Prev Post

Artikel Terkait

Copyright Ⓒ 2024 | Khazanah Islam